<p>Beijing/CGTN.com</p>
Dunia

Belajar dari China: PDB-nya Meroket Jadi Rp271.000 Triliun dalam Empat Dekade

  • Pada tahun 1952, Produk Domestik Bruto (PDB) China hanya sekitar Rp458 triliun. Namun, angka ini melonjak tajam hingga mencapai Rp271.506 triliun pada tahun 2023, mencakup 16,9% dari PDB dunia.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Dalam kurun waktu empat dekade terakhir, China berhasil menempatkan dirinya sebagai kekuatan ekonomi global. Dari tahun 1979 hingga 2023, ekonomi China tumbuh dengan rata-rata mencapai 8,9% per tahun, jauh melampaui pertumbuhan ekonomi dunia yang hanya mencapai rata-rata 3%. 

Lebih dari itu, China berkontribusi sebesar 24,8% terhadap pertumbuhan ekonomi global. Pesatnya pertumbuhan ini menjadikan China sebagai pemain kunci dalam perekonomian dunia bersama dengan Amerika Serikat.

"Perubahan yang mengguncang dunia telah terjadi di China," tegas Presiden China, Xi Jinping, selama perayaan ulang tahun ke-75 Republik Rakyat China, di Beijing, dilansir Xinhua, Rabu, 2 Oktober 2024.

PDB dan Hak Paten Melonjak Drastis

Pada tahun 1952, Produk Domestik Bruto (PDB) China hanya sekitar Rp458 triliun. Namun, angka ini melonjak tajam hingga mencapai Rp271.506 triliun pada tahun 2023, mencakup 16,9% dari PDB dunia. Pencapaian ini membuat China menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia, hanya di bawah Amerika Serikat.

Tidak hanya di sektor ekonomi, China juga menunjukkan kekuatannya dalam inovasi teknologi. Pada tahun 1985, terdapat 8.558 pengajuan paten di negara tersebut. 

Angka ini terus meningkat hingga mencapai 1,619 juta pengajuan paten pada tahun 2022, menempatkan China sebagai peringkat pertama pengajuan hak paten terbesar di dunia.

"Di bidang penelitian fundamental kuantum, Tiongkok telah mencapai tingkat kelas dunia baik dalam standar penelitian maupun kualitas bakat," kata fisikawan terkemuka China, Xue Qikun, yang dikenal secara internasional atas kontribusinya yang signifikan terhadap sains kuantum.

Perdagangan Barang dan Jasa Meroket Tajam

Perdagangan barang China juga mengalami lonjakan luar biasa. Pada tahun 1950, perdagangan barang negara ini hanya bernilai Rp16,8 triliun. Namun, pada tahun 2023, angkanya meroket hingga Rp89.859 triliun, mencakup 12,4% dari pangsa perdagangan global. 

China telah memegang posisi teratas dalam perdagangan barang dunia selama tujuh tahun berturut-turut, hal ini membuktikan peran dominannya dalam pasar internasional.

"Pembangunan  China telah menghancurkan apa yang dulunya tampak seperti takdir yang ditakdirkan untuk generasi mendatang," ujar Qin Chuan, penulis naskah musikal terkenal di China Dongguan East, yang menceritakan kisah jutaan pemuda pedesaan yang bermigrasi ke kota-kota pabrik.

Selain perdagangan barang, China juga memperluas cakupan di sektor perdagangan jasa. Pada tahun 2023, total perdagangan jasa China mencapai Rp14.249 triliun, menjadikannya pemain global paling penting dengan peringkat keempat di dunia. Hal ini menunjukkan negara tersebut tidak hanya unggul dalam manufaktur, tetapi juga dalam penyediaan jasa di berbagai sektor.

Pertumbuhan pesat ekonomi China dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan kekuatan negara tersebut dalam menggerakkan perekonomian global. 

Dengan adanya beragam inovasi yang terus berkembang, perdagangan barang yang mendominasi, serta perdagangan jasa yang terus meningkat, China tidak hanya menjadi pemain besar di Asia tetapi juga menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.