saudagar.jpg
Dunia

Belum Ada Uang, Bagaimana Orang Kaya Masa Lalu Flexing?

  • Menilai kekayaan seseorang bisa dihitung dari harta yang ia miliki. Saat ini, ukuran bisa dinilai dari berapa nilai aset yag dimiliki oleh orang tersebut secara keseluruhan.

Dunia

Rizky C. Septania

JAKARTA- Menilai kekayaan seseorang bisa dihitung dari harta yang ia miliki. Saat ini, ukuran bisa dinilai dari berapa nilai aset yag dimiliki oleh orang tersebut secara keseluruhan.

Namun, bicara mengenai kekayaan dan kemakmuran, hal ini sebenarnya sudah ada sejak abad sebelum masehi. Tepatnya, ketika peradaban manusia dimulai.

Kala itu, uang belum ada karena baru ditemukan di akhir abad ke-10. Lantas, bagaimanakan orang zaman dahulu menunjukan kekayaan mereka?

Menurut sejarawan Peter V Turchin, ia mengatakan pola hidup masyarakat berkembang secara siklus dan bukan linier. Hal tersebut juga terjadi pada perkembangan sistem keuangan global yang berlangsung selama berabad-abad.

Hal inilah yang menyebabkan Turchin dapat mengambil kesimpulan bahwa kekayaan dan kemakmuran seseorang bisa dinilai dari apa yang dimilikinya.

Mengutip laman Big Thik Selasa, 4 April 2023, masyarakat yang hidup di tahun 1000 SM, saat peradaban mulai terbentuk dari awalnya hidup sebagai pemburu, kebanyakan rumah yang dihuni penduduk masa itu punya model dan bentuk yag sama.

Namun di wilayah perkotaan, hal tersebut berubah baik dari segi ukuran dan bentuk. Selain berkorelasi dengan kekayaan pribadi, bentuk rumah yang berbeda juga menunjukkan ukuran dan status sosial ekonomi, pengaruh politik, dan bahkan kesehatan.

Meski tak bisa dijadikan ukuran pasti, ada satu hal serupa dan dipertahankan para orang kaya masa lalu untuk mengukuhkan status sosial dan ekonominya, yakni bagaimana ia dimakamkan.

Sejumlah arkeolog yang mempelajari budaya Hallstatt yang berpusat di sekitar Austria saat ini pada 1000 SM, benda yang dianggap sebagai barang-barang mewah, seperti bejana perunggu yang rumit, tembikar Yunani, dan sutra impor dari Timur ditemukan terkubur bersama Jenazah.

Di Kreta kuno, wanita kaya dimakamkan dengan parfum berharga dan perhiasan perunggu atau perak. Sementara suami mereka dimakamkan dengan pedang dan ujung tombak, yakni harta yang hanya bisa diberikan oleh beberapa orang terpilih dalam hidup.

Pada masyarakat yang hidup di awal masehi hingga milenium pertama, kekaisaran peradaban semakin maju di mana masyarakat sudah mulai feodal. Salah satunya adalah kekaisaran Romawi Suci yang meneruskan warisan dari peradaban Roma Kuno.

Dalam kehidupannya, masyarakat Kekaisaran Romawi Suci memperoleh tanah dari kaisar dengan imbalan membayar upeti dan menyediakan layanan militer. Mereka juga menikmati kemewahan seperti akses ke makanan enak, seni rupa, dan kastil serta rumah bangsawan yang mewah, serta memainkan peran administratif atau politik lainnya di gereja.

Pemilik tanah pada akhirnya menjalankan aturan serupa dengan budak mereka. Para budak membudidayakan tanaman untuk kaum bangsawan dengan imbalan hak untuk menanam makanan sampingan mereka sendiri.

Sama seperti pemilik tanah yang diwajibkan untuk memberikan atasan mereka dengan pasukan selama masa perang, begitu pula budak mereka wajib mengangkat senjata jika disuruh.

Ketika permintaan semakin banyak, maka budak akan mendapat lebih sedikit ruang untuk menanam bahan makanan mereka. Begitulah orang para kekaisaran Romawi Suci menunjukkan kekayaan.