Belum Maksimal, Pengembang Minta Insentif PPN Properti Diperpanjang Sampai Akhir Tahun
Tidak semua pengembang dapat merasakan efek dari diskon pajak pertambahan nilai (PPN) pembelian properti yang berlaku mulai Maret hingga Agustus tahun ini. Salah satu pengembang tersebut adalah PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland.
Industri
JAKARTA – Tidak semua pengembang dapat merasakan efek dari diskon pajak pertambahan nilai (PPN) pembelian properti yang berlaku mulai Maret hingga Agustus tahun ini. Salah satu pengembang tersebut adalah PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland.
“Ada efeknya tetapi belum maksimal karena serah terima di Agustus. Metland rumah ready stock kita tidak cukup banyak,” ujar Direktur MTLA Olivia Surodjo dalam konferensi pers, Senin, 14 Juni 2021.
Sebagai informasi, diskon PPN dari pemerintah hanya berlaku bagi rumah yang siap huni atau ready stock dan tidak berlaku bagi rumah inden. Rumah yang mendapat diskon PPN 100% pun hanya rumah di bawah Rp 2 miliar, sementara rumah di atas Rp2 miliar mendapat diskon PPN 50%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Olivia pun meminta masa diskon PPN ini dapat diperpanjang hingga akhir tahun. Jika diperpanjang pun, diharapkan dapat diumumkan lebih dini. Pengumuman lebih dini dapat membuat mereka segera membangun untuk mengejar serah terima Desember tahun ini.
“Kalau mepet-mepet waktu membangun kurang cukup. Jika dipastikan sampai Desember kami bisa membangun rumah saat ini dan dipastikan dapat serah terima Desember,” katanya.
Permintaan perpanjangan ini juga datang dari PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE) yang baru melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) bulan ini. Ini untuk menggairahkan permintaan masyarakat sehingga mendongkrak penjualan hunian.
“Kami yakin insentif PPN mampu menggairahkan permintaan hunian. Hal itu terlihat juga dari penjualan apartemen kami di The Smith. Karena itu, kami berharap insentif PPN dapat diperpanjang,” ujar Presiden Direktur TRUE Samuel Stepanus Huang di Jakarta, Senin, 14 Juni 2021.
Menurut Samuel, penjualan hunian di The Smith sepanjang periode Januari-Mei 2021 telah meroket hingga 300% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Proyek ini terdiri atas 652 unit, yaitu 112 unit perkantoran, 100 unit SOHO dan 440 unit residensial.
“Kami yakin, penjualan sektor hunian di Tanah Air bisa bertumbuh minimal 100 persen bila diperpanjang hingga akhir 2021 karena masyarakat masih memiliki daya beli,” tambahnya.
Baru Dinikmati Pengembang Besar
Beberapa waktu lalu, pengamat properti sekaligus CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, mengatakan efek dari insentif PPN ini baru terasa untuk pengembang besar saja. Menurutnya, hanya pengembang besar yang saat ini punya banyak stok rumah siap huni.
“Pengembang menengah tidak punya ready stock. Dia gak bisa bangun karena berisiko untuk cashflow-nya,” ujarnya kepada TrenAsia.com beberapa waktu lalu.
Ali menyebutkan sangat berisiko bagi pengembang menengah jika mereka membangun rumah tanpa ada inden. Arus kas yang terbatas membuat pengembang menengah harus berhati-hati sebelum memutuskan membangun unit ready stock.
Maka dari itu, IPW dan Real Estate Indonesia (REI) sudah meminta insentif PPN tidak hanya diperpanjang hingga akhir tahun tetapi juga diberlakukan untuk rumah inden. Setidaknya, ada persyaratan minimal sudah ada fondasi hingga Desember 2021.
“Fondasi jangan sampai tidak ada juga, itu ‘kan bahaya. Kita juga mau membantu pengembang menengah yang memang bagus dengan inden pun bisa,” ujar Ali.