Benarkah Belanja dengan Uang Tunai Lebih Hemat daripada Pakai Uang Elektronik? Ini Penjelasannya
- Benarkah belanja dengan uang tunai fisik jadi lebih hemat daripada menggunakan uang elektronik? Ini penjelasannya.
Gaya Hidup
JAKARTA - Saat ini memang banyak orang menyukai gaya hidup cashless atau sama sekali tidak menggunakan uang tunai. Namun, banyak juga orang yang mengeluhkan tabungan yang cepat habis karena menggunakan kartu seperti debit atau menggunakan uang elektronik.
Hal ini mungkin karena menggesek kartu atau tap di mesin untuk uang elektronik di kasir bisa sangat nyaman dan tidak membuat Anda kesulitan. Namun, ketika tidak berurusan dengan uang tunai mungkin Anda jadi lebih sulit untuk melacak dengan tepat seberapa banyak yang telah Anda belanjakan.
Saat ini ada salah satu tren yang populer di media sosial yaitu cash stuffing, artinya kembali ke metode tradisional menggunakan uang tunai atau uang fisik untuk anggaran dan pembayaran.
- Setahun Berjalan Metaverse Masih Sepi Peminat, Ini Penyebab hingga Proyeksinya
- Kemnaker Catat Ada 10.765 Pekerja Kena PHK per September 2022
- Total Kredit Macet Fintech Lending Capai Rp1,49 Triliun, Kali Ini Nasabah Laki-laki Mendominasi
Pada umumnya, orang-orang yang menggunakan metode ini akan memasukkan sejumlah uang dalam setiap amplop yang diberi label kategori anggaran yang berbeda, seperti uang untuk tagihan, uang untuk pergi bersama teman-teman, uang untuk ulang tahun atau pakaian baru, dan sebagainya. Selanjutnya, amplop tersebut akan disimpan terpisah dalam folder atau dompet.
Jika Anda menangani uang tunai fisik, hal ini mungkin membuat Anda jadi lebih sadar seberapa banyak uang yang telah dibelanjakan dan seberapa banyak uang yang harus disimpan agar dapat bertahan sampai gajian berikutnya.
Pada akhir setiap minggu atau bulan, Anda akan dapat melihat sisa uang di setiap amplop sesuai dengan seberapa banyak yang telah Anda belanjakan. Hal ini akan membantu Anda untuk menetapkan anggaran di masa mendatang.
Metode ini juga akan membantu Anda untuk mencegah mengambil uang di luar anggara jika tidak ada yang tersisa di amplop.
Kerugian Menggunakan Uang Tunai Fisik
Meski memudahkan Anda untuk mengatur uang dan anggaran, tetap ada potensi kerugian dan risiko jika Anda menangani tumpukan uang tunai fisik. Jika uang tersebut disimpan di dalam amplop, uang tidak akan menghasilkan keuntungan seperti yang seharusnya jika disimpan di rekening bank atau ketika Anda memutuskan menyimpannya dengan investasi di reksa dana.
Uang yang disimpan di amplop tersebut juga tidak memiliki peluang untuk mengimbangi inflasi. Selain itu, ada juga bahaya uang tersebut hilang atau dicuri, apalagi jika Anda menyimpan sejumlah besar uang di rumah yang mungkin tidak ditanggung oleh asuransi Anda.
Oleh karena itu, jika menggunakan uang tunai bukan gaya Anda, Anda bisa memanfaatkan tabungan dan alat penganggaran yang ada di aplikasi perbankan atau aplikasi pengatur uang yang sudah tersedia baik di Play Store dan App Store.
- Yuhu! Indo Tambangraya (ITMG) Bagi Dividen Rp4.128 Per Lembar Saham
- Terowongan Raksasa di Bawah Air Terjun Niagara Dibuka
- Waroeng SS Tunggak Iuran BPJS Ketenagakerjaan Capai Rp10 Miliar sejak 2020
Anda juga bisa mencoba pembulatan terlebih dahulu, misalnya dengan menyetorkan sejumlah kecil uang receh ke rekening tabungan setiap kali Anda berbelanja, atau memiliki beberapa rekening tabungan untuk tujuan tertentu.