Nampak petugas sedang mengambil sampel tes PCR acak untuk sejumlah pedagang di pasar anyar Kota Tangerang, Rabu 5 Januari 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Gaya Hidup

Benarkah COVID-19 Omicron Menyebabkan Kerontokan Rambut? Ini Penjelasannya

  • Kasus positif COVID-19 di Indonesia tampaknya semakin meningkat. Salah satu keluhan yang dialami oleh penderita COVID-19 adalah kerontokan rambut. Benarkah COVID-19 bisa menimbulkan kerontokan rambut? Ini penjelasannya

Gaya Hidup

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Kasus positif COVID-19 di Indonesia tampaknya semakin meningkat. Seperti yang dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per 11 Februari 2022, terdapat 40.489 kasus positif COVID-19 dan sebanyak 15.767 pasien yang sudah sembuh. Meningkatnya penularan COVID-19 ini bisa terkait dengan adanya varian Omicron yang disebut lebih mudah menular. 

Seperti yang dilansir dari laman The Independent, ada sembilan gejala utama dari Omicron yang dialami oleh orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap dan booster. Gejala tersebut meliputi pilek, sakit tenggorokan, bersin, sakit kepala, batuk, mual, nyeri otot, ruam kulit, dan diare. Akan tetapi, sifat gejalanya akan lebih ringan sehingga terkadang membuat banyak orang sulit untuk membedakannya dari virus flu biasa.

Selain itu, ada beberapa laporan di mana varian Omicron mempengaruhi mereka yang terinfeksi secara berbeda. Salah satu gejala yang termasuk aneh lainnya adalah COVID-19 dapat mempengaruhi kondisi rambut sehingga banyak orang yang mulai khawatir tentang penampilan mereka.

Menurut American Academy of Dermatology Association, kerontokan rambut merupakan suatu gejala umum setelah terkena infeksi COVID-19. Seperti yang dilansir dari laman Mirror, ada dua penyebab utama mengapa seseorang mengalami kerontokan rambut setelah terinfeksi COVID-19. 

Salah satu alasannya adalah reaksi tubuh terhadap virus menjadi terlalu aktif dan dapat menyebabkan peradangan. COVID-19 juga menyebabkan stres, di mana stres sudah sering dikaitkan dengan rontoknya rambut seseorang.

Meski begitu, siapapun yang mengalami kerontokan rambut yang tidak terduga sebaiknya tetap melakukan konsultasi dengan dokter yang menangani mereka. Selain itu, menurut Menurut American Academy of Dermatology Association, demam merupakan gejala umum dari COVID-19. Beberapa bulan setelah mengalami demam tinggi atau pulih dari penyakit, banyak orang yang mengalami kerontokan rambut.

Pada umumnya, orang-orang mengalami kerontokan rambut yang nyata dua sampai tiga bulan setelah mengalami demam atau sakit. Biasanya, kerontokan rambut ini dapat berlangsung sampai enam hingga sembilan bulan sebelum berhenti.