Ilustrasi vaksin Covid-19.
Gaya Hidup

Benarkah Efektivitas Vaksin COVID-19 Menurun Saat Terlambat Dapat Dosis Kedua? Ini Penjelasannya

  • Khawatir efektivitas vaksin COVID-19 akan menurun karena terlambat dapatkan dosis kedua? Ini penjelasannya

Gaya Hidup

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan masyarakat perlu mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 untuk menciptakan kekebalan tubuh yang optimal dan sempurna.

Akan tetapi, rentang pemberian dosis pertama dan dosis kedua, serta dosis pemberian vaksin berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini menyesuaikan dengan jenis vaksin yang digunakan.

Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, meskipun pemerintah telah mempercepat pelaksanaan vaksinasi, tidak menutup kemungkinan akan timbul hambatan di tengah jalan, misalnya terkait dengan ketersediaan vaksin.

Seperti yang diketahui, ada beberapa daerah yang terlambat menerima jatah vaksin untuk vaksinasi dosis kedua.

Siti memastikan keterlambatan penyuntikan vaksin dosis kedua selama masih dalam interval yang direkomendasikan para ahli, masih aman dan tidak akan mengurangi efektivitas vaksin pertama.

"Sehingga antibodi kita masih dapat terbentuk dengan optimal melawan virus COVID-19," katanya dalam situs Kemenkes, dikutip Kamis, 12 Agustus 2021.

Untuk vaksin jenis Sinovac, jarak penyuntikan dosis 1 ke dosis kedua adalah 28 hari, sementara vaksin AstraZeneca 2 sampai 3 bulan.

Sementara, untuk penyintas COVID-19 dapat divaksin setelah 3 bulan dinyatakan sembuh.

Sedangkan untuk penyintas COVID-19 yang sudah mendapatkan vaksin dosis 1 sebelum dinyatakan positif, maka bisa melanjutkan vaksinasi dosis kedua setelah sembuh selama 3 bulan dan tidak perlu mengulang.

Hingga kini, pemerintah diketahui telah mendistribusi 86.253.981 dosis vaksin dan 67.884.947 dosis telah digunakan di 34 provinsi.