Benarkah Varian Baru COVID-19 B.1.1529 Membuat Vaksin Tidak Efektif? Ini Penjelasannya
Gaya Hidup

Benarkah Varian Baru COVID-19 B.1.1.529 Membuat Vaksin Tidak Efektif? Ini Penjelasannya

  • Baru-baru ini dikabarkan munculnya varian baru dari COVID-19 yang dikenal dengan nama B.1.1.529. Benarkah varian tersebut membuat vaksin COVID-19 jadi tidak efektif? Ini penjelasannya
Gaya Hidup
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA - Baru-baru ini dikabarkan munculnya varian baru dari COVID-19 yang dikenal dengan nama Varian B.1.1.529. Varian yang diturunkan dari B.1.1 ini memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi yang dikhawatirkan dapat sangat menular dan efektif menghindari respon imun tubuh.

Seperti yang dilansir dari laman The Independent, B.1.1.529 memiliki sebanyak 32 mutasi yang terletak di protein lonjakannya. Hal ini termasuk E484A, K417N dan N440K, yang diketahui dapat membuat virus lolos dari deteksi antibodi.

Mutasi lain, N501Y, yang ditemukan dalam protein lonjakan, tampaknya meningkatkan kemampuan virus untuk masuk ke sel kita, membuatnya lebih mudah menular.

Varian ini pertama kali diketahui di Botswana pada 11 November 2021, di mana ada tiga kasus yang telah tercatat. Sementara itu, sudah ada kasus pertama ditemukan pada 14 November 2021 di Afrika Selatan. Sedangkan menurut NICD sudah terdapat 22 kasus yang telah tercatat.

Kasus tambahan telah diidentifikasi tepatnya di Hong Kong, yang melibatkan seorang turis berusia 36 tahun, yang baru saja berada di Afrika Selatan dari 23 Oktober sampai 11 November, dan dites positif dan sedang menjalani karantina sekembalinya ke rumah.

Para ilmuwan telah mengatakan bahwa varian tersebut memiliki lebih banyak perubahan pada protein lonjakannya daripada yang lain yang telah mereka lihat, dengan saran bahwa itu mungkin muncul dari orang dengan gangguan kekebalan yang menyimpan virus untuk jangka waktu yang lama, mungkin seseorang dengan HIV/AIDS yang tidak terdiagnosis.

Apakah Varian B.1.1.529 Resisten Terhadap Vaksin COVID-19?

Protein lonjakan yang melapisi bagian luar virus COVID-19 memungkinkan virus untuk menempel dan masuk ke sel manusia. Vaksin melatih tubuh untuk mengenali lonjakan ini dan menetralkannya, sehingga mencegah infeksi sel.

Ke-32 mutasi yang terdeteksi dalam protein lonjakan varian baru ini akan mengubah bentuk struktur ini, sehingga menimbulkan masalah bagi respons imun yang diinduksi oleh vaksin.

Mutasi ini dapat membuat protein lonjakan kurang dikenali oleh antibodi tubuh kita. Akibatnya, vaksin COVID-19 tidak akan seefektif sebelumnya untuk menetralkan virus, yang kemudian dapat melewati pertahanan kekebalan dan menyebabkan infeksi.