Benign Neglect: Parenting Mengabaikan Anak dengan Sehat yang Dipraktekkan Jennifer Garner
Rumah & Keluarga

Benign Neglect: Parenting Mengabaikan Anak dengan Sehat yang Dipraktikkan Jennifer Garner

  • aktu untuk diri sendiri atau kerap disebut me time adalah momen yang penting terlebih untuk orang tua yang kerap merasa kewalahan. Meski begitu, banyak orang tua yang merasa bersalah tiap kali mereka meluangkan waktu untuk kebutuhan dan keinginan pribadi.

Rumah & Keluarga

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Waktu untuk diri sendiri atau kerap disebut me time adalah momen yang penting terlebih untuk orang tua yang kerap merasa kewalahan. Meski begitu, banyak orang tua yang merasa bersalah tiap kali mereka meluangkan waktu untuk kebutuhan dan keinginan pribadi. 

Rasa bersalah ini biasanya muncul karena mereka beranggapan me time berarti mengabaikan anak. 

Sebagai orang tua, terkadang melakukan aktivitas sederhana namun membuat rileks seperti menulis, melakukan yoga, atau bahkan sekadar berjalan-jalan sendirian terasa begitu sulit.

Namun hal itu tak terjadi kepada aktris kawakan asal Amerika Serikat, Jennifer Garner. Garner memiliki pemahaman yang dan bisa menyeimbangkan kehidupan pribadi dan perannya menjadi seorang ibu. 

Dikutip TrenAsia.com dari laman Parents, Garner mengadopsi pola parenting benign neglect atau pengabaian yang sehat. 

"Meskipun saya ingin selalu dekat dengan mereka, saya rasa tidak apa-apa jika mereka mengalami sedikit pengabaian," ujarnya. Menurutnya, hidup anak-anak adalah milik mereka sendiri, dan penting bagi mereka melihat bahwa ibu mereka juga menikmati hidupnya sendiri.

Benign neglect adalah pola parenting di mana kita memberi anak-anak ruang untuk membuat keputusan sendiri dan hidup tanpa harus selalu diawasi. Tentu saja, konsep ini perlu disesuaikan dengan usia anak.

Menurut Tracee Perryman, seorang PhD dan penulis buku "Elevating Futures: A Model For Empowering Black Elementary Student Success," istilah "pengabaian" mungkin terdengar keliru. Namun, konsep ini sebenarnya adalah alternatif dari pola asuh helikopter, yang bertujuan menumbuhkan rasa penentuan nasib sendiri pada anak-anak.

Sanam Hafeez, seorang neuropsikolog di New York, setuju bahwa menerapkan pola asuh dengan filosofi pengabaian yang tidak berbahaya dapat membantu anak-anak menjadi mandiri. 

Hal ini menciptakan lingkungan di mana anak-anak didorong untuk bereksplorasi, membuat pilihan, dan memecahkan masalah secara mandiri, yang pada akhirnya mengembangkan rasa otonomi.

Penting untuk diingat bahwa pengabaian yang dimaksud bukanlah pengabaian yang sebenarnya. Namun tentang keseimbangan antara memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk tumbuh sambil tetap menjaga lingkungan yang aman.

Pendekatan pengasuhan seperti yang diterapkan oleh Jennifer Garner ini bisa memberikan beberapa manfaat, baik untuk orang tua maupun anak-anak. 

Dr. Perryman percaya bahwa membina hak pilihan dan inisiatif pada anak-anak membantu mereka mengelola hubungan sosial di luar rumah dan belajar bagaimana membela diri.

Dr. Hafeez menambahkan bahwa anak-anak yang diberi ruang untuk membuat keputusan dan hidup tanpa pengawasan terus-menerus dapat mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan dan ketahanan. Melihat orang tua yang bahagia dan puas dengan hidup mereka juga dapat meningkatkan kesejahteraan emosional anak-anak.