Berakhirnya Windfall Komoditas Ini Bikin Ekspor Indonesia Merosot
- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan efek kenaikan harga komoditas yang berdampak positif pada perekonomian Indonesia mulai berakhir. Hal itu terlihat dari turunnya ekspor sejumlah komoditas unggulan.
Makroekonomi
JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan efek kenaikan harga komoditas yang berdampak positif pada perekonomian Indonesia mulai berakhir. Hal itu terlihat dari turunnya ekspor sejumlah komoditas unggulan seperti batu bara.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan era windfall komoditas sudah berlalu. Angka ekspor pada Juli 2023 juga turun cukup signifikan dibanding tahun kemarin. “Komoditas ekspor unggulan seperti batu bara terus mengalami penurunan sepanjang 2023 dibandingkan tahun lalu,” ujarnya dalam konfererensi pers, Selasa 15 Agustus 2023.
BPS menyebut penurunan harga komoditas berpengaruh terhadap kinerja ekspor Tanah Air. Amalia mencontohkan harga batu bara yang anjlok membuat ekspor batu bara menurun beberapa bulan belakangan. Hal ini membuat ekspor batu bara pada Juli hanya sebesar US$2,55 miliar, turun hampir 50% dibanding tahun lalu.
Informasi yang dihimpun TrenAsia.com, ekspor batu bara mencatat penurunan selama enam bulan dalam tujuh bulan terakhir. Hanya pada bulan Maret ekspor komoditas tersebut masih dapat tumbuh positif secara bulanan. Penurunan tersebut seiring harga batu bara bulan lalu yang sudah anjlok 65% dibandingkan tahun 2022.
- Bukan PLTU, Ini Rupanya Biang Kerok Polusi Udara Jakarta
- Tekan Polusi, Perkantoran Ibu Kota Didorong Terapkan Hybrid Working
- Daftar Tokoh Terkenal Bertangan Kidal yang Menginspirasi
Selain batu bara, BPS mencatat komoditas lain seperti minyak kelapa sawit juga merosot. Ekspor komoditas tersebut tercatat US$2,28 miliar pada Juli, turun 19% dibandingkan tahun lalu. Adapun harga minyak kelapa sawit juga turun 16,9% setahun terakhir.
Penurunan juga terjadi di komoditas seperti nikel, gas alam dan minyak mentah. Harga nikel turun 1,8%, gas alam turun 65%, dan minyak mentah turun 25%. Tren penurunan tersebut membuat kinerja ekspor Indonesia tidak sekuat tahun lalu.
Diketahui, ekspor Indonesia pada Juli sebesar US$ 20,88 miliar, turun 18% dibandingkan tahun lalu. Penurunan ekspor terutama untuk komoditas nonmigas yang jeblok 19%. Penurunan cukup signifikan juga terjadi di komoditas pertambangan.
Adapun industri pengolahan juga terdampak meski penurunannya tidak sampai dua digit. Sementara itu, ekspor pertanian turun 3%. Lebih lanjut, ekspor Indonesia secara kumulatif selama tujuh bulan terakhir tercatat sebesar US$ 149,5 miliar, turun 10,3% dibanding tahun lalu.