<p>Gedung Waskita Heritage dikawasan MT Haryono, Jakarta Selatan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Berapa DER Waskita (WSKT) Usai Rugi Rp2,15 T di Semester I-2024?

  • Debt to Equity Ratio atau DER adalah sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage atau utang sebuah perusahaan terhadap ekuitas atau modal sendiri.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten konstruksi plat merah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) harus menghadapi tantangan berat sepanjang paruh pertama tahun ini akibat kerugian perseroan membengkak 4,18% (Year-on-Year/YoY) ke level Rp2,15 triliun dari periode tahun sebelumnya, yaitu Rp2.07 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan interim yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat, 26 Juli 2024, tampak bahwa kerugian WSKT didorong menyusutnya pendapatan perseroan menjadi Rp4,17 triliun. Angka ini menguap 15,19% secara tahunan dari level Rp5,27 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Meskipun penjualan segmen precast meningkat 214,26% YoY menjadi Rp610,96 miliar, pendapatan dari jalan tol naik 2,73% YoY menjadi Rp563,34 miliar, dan pendapatan properti juga meningkat 6,28% YoY menjadi Rp89,18 miliar. 

Demikian juga, dari segmen penjualan infrastruktur tercatat mencapai Rp29,54 miliar atau naik 2,75%, pendapatan hotel naik 19,14% menjadi Rp48,90 miliar, dan sewa gedung serta alat mencapai Rp6,74 miliar, Waskita Karya masih mengalami penurunan pendapatan.

Hal ini disebabkan oleh penurunan laba dari segmen jasa konstruksi yang turun 28,17% YoY menjadi Rp3,12 triliun. Selain itu, pendapatan dari bunga jasa juga menurun signifikan menjadi nihil dari sebelumnya meraup untung senilai Rp23,85 miliar.

Seiring dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan Waskita Karya turun 19,42% secara tahunan menjadi Rp7,04 triliun. Penurunan ini didorong susutnya beban pokok dari jasa konstruksi. 

Meskipun demikian, perusahaan mencatat laba kotor sebesar Rp595,49 miliar untuk periode Januari hingga Juni 2024, meningkat 28,73% dibandingkan tahun sebelumnya. Alhasil, rugi per saham perseroan juga membengkak ke level Rp74,95 per lembar.

Neraca Keuangan

Dari sudut pandang neraca keuangan, aset Waskita Karya pada semester I-2024 mengalami penurunan menjadi Rp91,10 triliun. Jumlah tersebut melorot sebesar 4,70% dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp95,59 triliun.

Bila dirinci, aset lancar WSKT berada di level Rp22,82 triliun, dengan pos kas dan setara kas berada di angka Rp1,87 triliun, yang meningkat dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp1,34 triliun. Adapun jumlah aset tidak lancar perseroan berada di angka Rp68,27 triiun. 

Kendati mengalami penurunan jumlah aset, emiten bersandi WSKT ini berhasil mengurangi jumlah liabilitas sebesar 2,35% ke level Rp82,01 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp83,99 triliun. 

Penurunan liabilitas WSKT didorong oleh terpangkasnya liabilitas jangka pendek perseroan menjadi Rp18,70 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp22,83 triliun. Adapun pos terbesar yang terpangkas adalah utang obligasi bersih yang menyusut ke level Rp1,36 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp4,71 triliun. 

Namun, liabilitas jangka panjang Waskita Karya justru terpantau mananjak kisaran Rp2 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp61,15 triliun menjadi Rp63,31 triliun pada semester I-2024. Alhasil, ekuitas perseroan melorot dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp11,60 triliun menjadi Rp9,08 triliun. 

Dengan demikian, Debt to Equity Ratio (DER) Waskita Karya pada paruh pertama tahun ini berada di angka 9,03 kali, yang berati melonjak dari posisi akhir tahun lalu sebesar 7,68 kali. 

Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa WSKT lebih banyak menggunakan utangnya dibandingkan dengan ekuitas atau modalnya untuk membiayai operasional dan investasinya.