tank t90m rusask.jpg
Dunia

Berapa Lama Lagi Rusia Mampu Bertempur di Ukraina? Ini Analisis IISS

  • International Institute for Strategic Studies (IISS) pada 13 Februari 2024 lalu merilis The Military Balance 2024.  Salah satu yang menjadi sorotan adalah situasi militer Rusia.
Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Rusia terus kehilangan kendaraan lapis baja yang cukup tinggi selama perang di Ukraina. Pertanyaannya berapa lama  Moskow dapat mempertahankan tingkat kerusakan peralatan yang ada saat ini.

International Institute for Strategic Studies (IISS) pada 13 Februari 2024 lalu merilis The Military Balance 2024.  Salah satu yang menjadi sorotan adalah situasi militer Rusia.

Lembaga pemikir tersebut mengatakan sejak invasinya ke Ukraina pada Februari 2022 kerugian Rusia diperkirakan mencakup hampir 8.800 kendaraan.  Lebih dari 3.000 di antaranya adalah main battle tank. Dari waktu ke waktu tingkat kerusakan juga tetap tinggi.

Kerugian yang dialami Rusia selama 24 bulan terakhir menimbulkan pertanyaan kunci: berapa lama Moskow dapat mempertahankan tingkat pengurangan peralatan ini?

“Meskipun banyak kendaraan lapis baja yang hilang sejak Rusia melancarkan invasi sekitar dua tahun lalu, hanya ada sedikit tanda-tanda bahwa pertempuran akan berakhir dalam waktu dekat,” tulis Yohan Michel, analis Riset untuk Analisis Pertahanan dan Militer di situs IISS.

Michel menambahkan serangan Rusia di Avdiivka yang dimulai pada musim gugur 2023 adalah salah satu contoh. Dalam pertempuran ini pasukan penyerang mengalami pengurangan alat berat dan personel yang cukup tinggi. Meski begitu, pasukan Rusia masih mampu membuat terobosan di sana berkat keunggulan artileri mereka.

IISS menyadari melacak armada aktif main battle tank, pengangkut personel lapis baja, kendaraan tempur infanteri dan peralatan lainnya dalam perang di Ukraina adalah ilmu yang tidak pasti. Berbeda dengan kerugian  yang dialami Armada Laut Hitam. Atau kerugian yang dialami angkatan udara Rusia. “Evolusi inventaris di wilayah darat memiliki lebih banyak variabel. Tingkat perbaikan dan produksi bisa sangat bervariasi. Begitu pula dengan intensitas kerugiannya,” lanjutnya.

Military Balance 2024 yang dirilis mencerminkan angka hingga bulan November 2023. Untuk menghitung lembaga ini menggunakan berbagai sumber. Termasuk data Pentagon yang bocor pada tahun 2023, pelacak sumber terbuka, termasuk Oryx , wawancara, dan laporan lainnya.

Mampu Mengisi

Meskipun kehilangan rata-rata ratusan kendaraan lapis baja dan sistem artileri setiap bulannya, Rusia mampu mengisi kembali persediaannya. Salah satunya  dengan meregenerasi ribuan kendaraan yang disimpan.

Tahun lalu Rusia mengaktifkan kembali setidaknya 1.180-1.280 tank tempur utama. Juga sekitar 2.470 kendaraan tempur infanteri dan pengangkut personel lapis baja. Semua tank dan kendaraan ini diambil dari  penyimpanannya.

Situasi  peralatan angkatan darat Ukraina juga tidak jelas. Bahkan dalam beberapa kasus lebih buruk lagi untuk mendapatkakn data.  Namun secara keseluruhan, IISS memperkirakan selama dua tahun setelah invasi, jumlah MBT Ukraina masih mendekati tingkat sebelum perang. Sementara jumlah kendaraan pengangkut tempur dan kendaraan tempur infanteri lapis baja meningkat berkat dukungan Barat. Namun upaya Ukraina untuk mengerahkan unsur-unsur tempur tambahan telah melampaui pasokan peralatan. Ini menyebabkan beberapa unit kekurangan peralatan. 

Rusia sangat diuntungkan karena memiliki berbagai fasilitas perbaikan. Ini termasuk 10 pangkalan cadangan tank, setidaknya 37 pangkalan penyimpanan peralatan dan persenjataan campuran, serta minimal 12 pusat penyimpanan artileri.

Melihat semua faktor tersebut IISS menilai Rusia akan mampu mempertahankan serangannya dengan tingkat pengurangan yang ada saat ini untuk 2-3 tahun ke depan. Dan bahkan lebih lama lagi,

Namun IISS mencatat strategi Kremlin yang mengandalkan peralatan tua yang disimpan dan diperbarui harus dibayar mahal. “Kendaraan yang dihasilkan dari fasilitas produksi Rusia pada umumnya bukanlah barang baru. Dalam melakukan hal ini, negara harus mengorbankan kualitas demi kuantitas,” kata Bastian Giegerich, Direktur IISS sebagaimana dikutip Defense News.

Militer Rusia juga kesulitan dalam upaya perekrutan. Tingkat korban yang terus-menerus tinggi telah membuat sebagian besar unit berada di bawah kekuatan yang ada. Kurangnya komandan pengganti dan terbatasnya waktu pelatihan yang diberikan kepada personel yang baru dimobilisasi secara signifikan menghambat efektivitas tempur banyak unit.

IISS menilai Pernyataan dari pejabat pemerintah dan industri tentang perekrutan dan produksi peralatan untuk mendukung pasukan yang dikerahkan di Ukraina pada tahun 2023 tampaknya tidak sesuai dengan kenyataan.

Meskipun demikian jumlah personel dari formasi dan unit yang ada telah diisi ulang. Dan  sejumlah resimen masa perang baru dibentuk melalui upaya mobilisasi terbatas yang dilakukan pada akhir tahun 2022. Ditambah dengan berbagai upaya perekrutan yang berkelanjutan.