Keren! Nilai Aset Bersih Melejit, Grup Saratoga Berbalik Untung Rp15,3 Triliun
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan laba bersih sebesar Rp15,3 triliun. Nilai ini berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan mencatat rugi bersih Rp2,1 triliun.
Korporasi
JAKARTA – Emiten investasi milik konglomerat Edwin Soeryadjaya PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membukukan kinerja keuangan yang gemilang sepanjang semester I-2021. Selain berbalik untung, nilai aset bersih (net asset value/NAV) perseroan mengalami lonjakan.
Selama paruh pertama tahun ini, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp15,3 triliun. Nilai ini berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan mencatat rugi bersih Rp2,1 triliun.
Selain itu, nilai aset bersih (NAV) Saratoga juga melesat 31,8% menjadi Rp46,5 triliun pada semester pertama 2021 dibandingkan dengan realisasi nilai aset bersih perseroan pada akhir tahun 2020, sebesar Rp31,7 triliun.
- Hakim Tolak Gugatan PKPU Maybank ke Pan Brothers, Ini Alasannya
- Menang Lelang Hang Nadim Batam, BUMN Wijaya Karya Rambah Bisnis Bandara
- BRPT dan TINS Masuk, Ini Daftar Lengkap Saham Indeks LQ45 Agustus 2021 – Januari 2022
Presiden Direktur Saratoga, Michael Soeryadjaya mengatakan kinerja positif perusahaan-perusahaan portofolio investasi telah mendorong pertumbuhan nilai portofolio perseron. Kinerja perusahaan portofolio investasi tersebut juga diikuti dengan pembayaran dividen yang konsisten sehingga turut memperkuat fundamental Saratoga.
“Nilai saham yang meningkat dari perusahaan portofolio investasi telah menjadikan NAV Saratoga tumbuh positif di semester I-2021. Kami bersyukur bahwa perusahaan portofolio investasi Saratoga mampu menjaga pertumbuhan bisnisnya,” ujarnya, Kamis, 29 Juli 2021.
Pencapaian NAV Saratoga di semester I-2021 berasal dari kinerja saham sejumlah perusahaan portofolio investasi yang meningkat, terutama dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Provident Agro Tbk (PALM).
Saratoga juga membukukan pendapatan dividen sebesar Rp866 miliar pada semester I-2021, meningkat 35,3% dari Rp 640 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pendapatan ini sebagian besar disumbangkan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), TBIG, dan MPMX.
Michael menambahkan, Saratoga akan terus menjalankan strategi diversifikasi dalam berinvestasi dan disiplin dalam mengelola keuangan untuk menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Rasio utang dan biaya akan terus dikelola dan dijaga di level yang efisien. Saat ini biaya-biaya operasional tahunan terhadap nilai aset bersih berada di posisi sebesar 0,4% dan loan to value sebesar 5,7%.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, pada semester I-2021 Saratoga terus mendorong sejumlah perusahaan portofolio investasi untuk mengembangkan bisnis ke daerah baru.
Dia mencontohkan, Primaya Hospital di bawah PT Famon Awal Bros Sedaya telah membuka tiga rumah sakit baru sejak awal tahun. Ketiga rumah sakit tersebut adalah Primaya Hospital Bhakti Wara di Pangkal Pinang-Bangka Belitung, Primaya Hospital Sukabumi di Jawa Barat dan Primaya Hospital Pasar Kemis di Tangerang-Banten.
“Peluncuran rumah sakit baru ini melengkapi aset operasional Primaya Hospital menjadi 12 unit pada semester I-2021. Ekspansi ini juga menjadi bentuk dukungan Saratoga terhadap upaya pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan terbaik di tengah situasi pandemi yang masih terjadi,” paparnya.
Devin juga menjelaskan bahwa salah satu perusahaan portofolio investasi strategis Saratoga yaitu MDKA semakin memperkuat fundamental bisnis jangka panjangnya. Ia mengungkapkan, tes pengeboran terbaru dari Proyek Tambang Tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi menghasilkan intercept yang signifikan dari tembaga dan emas.
MDKA telah merampungkan studi kelayakan proyek Acid, Iron, Metal (AIM) yang diproyeksikan memiliki net present value (NPV) sebesar Rp5,8 triliun. Proyek AIM dioperasikan oleh Merdeka Tsingshan Indonesia dengan porsi kepemilikan saham MDKA sebesar 80%, dan Tsingshan 20%.
Proyek patungan tersebut akan beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Konstruksi telah dimulai pada kuartal II-2021 dan direncanakan berproduksi pada kuartal II-2022.
Di tengah tingginya kebutuhan sektor logistik, Devin menyebut perusahaan portofolio investasi Saratoga di bisnis ini yaitu MGM Bosco Logistics sedang melakukan ekspansi tahap dua untuk fasilitas gudang pendingin di Bekasi. Fasilitas ekspansi tersebut rencananya mulai beroperasi pada kuartal IV-2021.
“Saratoga akan terus mendampingi seluruh perusahaan portofolio investasi agar mampu mengembangkan peluang bisnis baru dan meningkatkan value bisnisnya. Kami juga terbuka dengan peluang investasi baru, termasuk di sektor teknologi yang kini berkembang sangat cepat di Indonesia,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Saratoga memiliki berbagai portofolio investasi dari berbagai sektor usaha yang memiliki fundamental perusahaan mumpuni. Berikut beberapa kinerja serta aksi korporasi yang dicatatkan oleh perusahaan-perusahaan naungan Saratoga:
Tower Bersama Infrastructure
Pada April 2021, Tower Bersama Infrastructure menyelesaikan transaksi jual beli dan pengalihan 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) senilai Rp3,9 triliun. Transaksi tersebut didanai oleh dana internal dan pemanfaatan fasilitas bank. Di bulan yang sama, TBIG juga menerbitkan obligasi Rp970 miliar yang akan jatuh tempo di tahun 2022 dengan tingkat bunga 5,50%.
Merdeka Copper Gold
Pada semester ini, MDKA telah menyelesaikan studi kelayakan proyek acid, iron, metal (AIM). Dengan estimasi biaya modal proyek sebesar US$290 juta atau Rp4,2 triliun, proyek AIM diproyeksikan memiliki NPV sebesar US$407 juta atau Rp5,8 triliun.
Proyek AIM dioperasikan oleh Merdeka Tsingshan Indonesia (MDKA 80%, Tsingshan 20%) dengan konstruksi yang telah dimulai pada kuartal II-2021 dan direncanakan berproduksi pada kuartal IV-2022.
Deltomed Laboratories
Deltomed meluncurkan Antangin Goodnight dan Antangin Habbatussauda. Antangin Good Night adalah suplemen herbal yang membantu meningkatkan kualitas tidur dan Antangin Habbatussauda membantu mengatasi masuk angin dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Deltomed berhasil meraih pertumbuhan pendapatan dua digit di semester ini dengan dukungan peluncuran Antangin Habbatussauda.
MGM Bosco Logistics
MGM Bosco Logistics saat ini sedang melakukan ekspansi tahap dua untuk fasilitas gudang pendingin di Bekasi. Fasilitas ekspansi tersebut rencananya akan mulai beroperasi pada kuartal IV-2021.
Adaro Energy
Harga batubara Newcastle terus menguat dari level US$60 per ton di akhir tahun 2020 menjadi US$130 per ton di akhir semester I-2021 yang didorong oleh terbatasnya pasokan global dan meningkatnya volume permintaan terutama dari kebutuhan listrik di China.
Mitra Pinasthika Mustika
Pemulihan ekonomi yang sedang berjalan telah berdampak positif terhadap MPMX. Perusahaan melakukan revisi terhadap proyeksi pendapatan tahun 2021 menjadi tumbuh 20%-25%, dibandingkan dengan proyeksi awal sebesar 10%-15%.
Sementara, Net Profit After Tax (NPAT) pada tahun 2021 diproyeksikan mencapai lebih dari Rp300 miliar. Optimisme MPMX tersebut didukung menjadi 2,5 juta unit, dari 1,9 juta unit di semester I-2020.
Sampai akhir tahun Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan penjualan sepeda motor akan mencapai 4,3 juta hingga 4,6 juta unit dibandingkan dengan penjualan tahun 2020 yang mencapai 3,7 juta unit.
Aneka Gas Industri
Pada 21 Maret, PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) menyelesaikan akuisisi 2 unit bisnis dari PT Samator dan menambah aset senilai Rp600 miliar. Pada 21 Mei, AGII menandatangani kontrak 12 tahun dengan PT Timah Tbk (TINS).
Kontrak tersebut untuk membangun pabrik penyedia pasokan gas industri yang dibutuhkan untuk smelter pemurnian timah di Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Rencananya, smelter akan beroperasi penuh pada tahun 2022.
Famon Awal Bros Sedaya
PT Famon Awal Bros Sedaya (Primaya Hospital) telah meluncurkan tiga rumah sakit baru pada semester pertama tahun ini di Pangkal Pinang, Sukabumi dan Pasar Kemis. Primaya akan meluncurkan dua rumah sakit lagi di semester II-2021.
Primaya Hospital juga akan terus memberi dukungan terhadap upaya pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan terbaik di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung.