<p>Ilustrasi fintech</p>
Fintech

Berdayakan Dealer Mobil Bekas, Fintech Broom Dapat Suntikan Modal Rp43,1 Miliar

  • Fintech Broom yang menyediakan solusi keuangan untuk inventaris dealer mobil meraih pendanaan US$3 juta.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) pembiayaan berbasis fintech Broom memperoleh pendanaan awal (pre-seed funding) sebesar US$3 juta atau setara dengan Rp43,1 miliar dalam asumsi kurs Rp14.371 per dolar AS.  Broom merupakan perusahaan fintech yang menyediakan solusi keuangan untuk inventaris dealer mobil.

Pendanaan itu dipimpin oleh AC Ventures. Quona Capital dan beberapa angel investor, termasuk pendiri unicorn di Indonesia seperti Kopi Kenangan dan Lummo pun ikut serta dalam putaran pendanaan tersebut.

Dari pendanaan awal tersebut, Broom berencana untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan pengalaman berbasis teknologi melalui produk dan layanan baru. Perusahaan juga akan memperluas jangkauan di kota-kota besar Indonesia dan menambah jumlah tim hingga akhir tahun 2022. 

Founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan, seiring dengan penetrasi solusi digital yang semakin meluas di berbagai industri, aspek pembiayaan menjadi peluang yang sangat besar. 

Industri mobil bekas mencapai nilai transaksi tahunan sebesar US$14 miliar (Rp201,2 triliun) sementara dealer Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menyumbang lebih dari 80% walaupun tanpa akses ke pembiayaan yang terjangkau.

“Broom berupaya untuk memberdayakan dealer-dealer ini melalui produk keuangan dan pendukung lain untuk membantu meningkatkan skala bisnis mereka,” ujar Adrian melalui keterangan resmi, Jumat, 25 Februari 2022. 

Sebagai informasi, Broom adalah perusahaan fintech yang menawarkan solusi digital lewat penyediaan platform tunggal bagi pelaku UKM di bidang otomotif untuk mendigitalisasi bisnis. 

UKM otomotif dapat mengelola inventaris, memperoleh akses ke pembiayaan, dan mengelola berbagai instrumen penjualan mereka lewat dukungan Broom.

Founder dan CEO Broom Pandu Adi Laras mengatakan Broom bertujuan untuk menjadi pilihan utama bagi para dealer mobil bekas untuk mengembangkan bisnis dengan berbagai produk dan layanan yang ditawarkan.

“Dengan dukungan dari berbagai investor terkemuka yang percaya terhadap visi kami, ini akan meningkatkan kepercayaan diri kami untuk terus berjuang dalam perjalanan kami memberdayakan dealer mobil bekas di Indonesia,” ujar Pandu.

Pandu menambahkan, dealer mobil pada umumnya mengalami kesulitan dalam melakukan penjualan dan menemukan pembeli yang tepat saat mereka mencoba terjun ke ekosistem digital. Selain itu, kurangnya dokumentasi pun membuat para dealer seringkali mengalami kesulitan dalam aspek pembiayaan. 

Menurut Pandu, kebanyakan dealer mobil mengajukan pinjaman selama enam minggu ke rentenir meskipun nilai bunganya cukup signifikan dengan perkiraan bisa mencapai 8% perbulan.

Melihat kondisi itu, Broom pun hadir sebagai penyedia layanan digitalisasi dan pembiayaan untuk pemberdayaan dealer mobil dengan menawarkan tiga solusi, mulai dari kesempatan untuk meningkatkan aspek operasional, mengaktifkan penjualan online, hingga memperoleh akses pembiayaan.

Saat ini, Broom sudah menaungi lebih dari 2 ribu dealer mobil bekas di wilayah Jabodetabek. Pihak perusahaan pun optimis jumlah itu akan terus bertambah karena Broom menjalin kemitraan yang cukup menjanjikan dengan lembaga keuangan besar seperti BRI Finance dan BRI Insurance.