<p>Menko Perekonomian Airlangga Hartarto / Facebook @PerekonomianRI</p>
Nasional

Berjalan 9 Bulan, Realisasi PEN Masih Seret

  • Sembilan bulan berjalan, realisasi anggaran PEN belum cukup menunjukkan percepatan. Tersisa tiga bulan, baru sekitar 53,2% anggaran PEN yang terealisasi.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Sembilan bulan berjalan, realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum cukup menunjukkan percepatan. Tersisa tiga bulan, baru sekitar 53,2% anggaran PEN yang terealisasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Senin, 20 September 2021 mengatakan realisasi PEN  mencapai Rp395,92 triliun.

"Realisasi dana PEN di 17 september mencapai 53,2 persen dari pagu Rp744,77 triliun. Ini sudah digunakan Rp395,92 triliun," ujarnya.

Dia menerangkan bahwa signifikan realisasi terjadi pada klaster perlindungan sosial (Perlinsos) atau bansos dan klaster kesehatan.

Realisasi klaster kesehatan mengalami peningkatan dari Rp47,71 triliun di kuartal II menjadi Rp97,28 triliun. Sedangkan klaster Perlinsos meningkat dari Rp66,43 triliun di kuartal II menjadi Rp112,87 triliun.

Terkait klaster Perlinsos, terdiri dari beberapa program. Untuk Program Kartu Prakerja sepanjang tahun 2021, yaitu batch 12 sampai dengan 20, telah memberikan manfaat kepada sebanyak 5,2 juta penerima.

Empat juta penerima telah menyelesaikan pelatihan dan 3,8 juta penerima telah mendapatkan insentif dengan jumlah insentif yang disalurkan mencapai Rp7,3 triliun.

"Batch (Kartu Prakerja) ini sekarang sedang dimulai gelombang ke-21 dengan 754 ribu peserta," papar Airlangga.

Dia menambahkan, untuk pogram Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari total anggaran sebesar Rp8,8 triliun hingga 17 September telah disalurkan kepada 4,61 juta pekerja yang masing-masing menerima Rp1 juta.

"Kemudian Banpres Produktif Usaha Mikro realisasinya adalah Rp15,25 triliun untuk 12,71 juta pelaku usaha mikro atau 99,30 persen dari total anggaran," imbuhnya.

Airlangga juga menjelaskan bahwa untuk klaster program prioritas realisasinya juga meningkat dari Rp41,83 triliun di kuartal II menjadi Rp59,51 triliun.

"Dukungan UMKM itu sudah 42,1 persen, yaitu Rp51,27 triliun (di kuartal II)dan itu sudah meningkat jadi Rp68,35. Demikian pula klaster insentif usaha, itu sudah Rp57,92 triliun atau 92,2 persen," ungkapnya.*