Berjuang di Tengah Pandemi, Pertumbuhan Pokok Penjualan Unilever Naik 3,5 Persen
JAKARTA – Raksasa barang konsumen Unilever mencatatkan pertumbuhan pokok penjualan (underlying sales growth/USG) pada kuartal IV-2020 naik 3,5%. USG makanan dan minuman naik paling besar, yakni 5,4%. Diikuti kenaikan USG home care sebesar 4,7% dan produk perawatan tubuh 1,5%. Sementara, USG dalam 1 tahun finansial meningkat 1,9% dibandingkan dengan 2019 (year-on-year/yoy). Adapun, laba usaha pokok […]
Industri
JAKARTA – Raksasa barang konsumen Unilever mencatatkan pertumbuhan pokok penjualan (underlying sales growth/USG) pada kuartal IV-2020 naik 3,5%.
USG makanan dan minuman naik paling besar, yakni 5,4%. Diikuti kenaikan USG home care sebesar 4,7% dan produk perawatan tubuh 1,5%.
Sementara, USG dalam 1 tahun finansial meningkat 1,9% dibandingkan dengan 2019 (year-on-year/yoy). Adapun, laba usaha pokok merosot 5,8% mejadi 9,4 miliar euro yoy.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Pembatasan yang ketat di China dan India menyebabkan penurunan pasar Unilever pada kuartal I dan II. Lantas, pada kuartal berikutnya, kedua pasar itu bertumbuh lagi. China normal kembali, sementara aktivitas ekonomi di India meningkat khususnya pada kuartal terakhir.
Di Amerika Utara dan Eropa, peningkatan permintaaan untuk makanan yang dikonsumsi di rumah mendorong pertumbuhan pasar. Sementara, penggunaan produk kecantikan dan perawatan tubuh masih lemah.
Di pasar Amerika Latin secara umum datar pada 2020, sedangkan di sejumlah pasar di Asia Tenggara mengalami kontraksi.
“Di tahun yang bergejolak dan tidak dapat diprediksi, kami telah menunjukkan ketahanan dan ketangkasan Unilever dalam melewati pandemi Covid-19,” Chief Executive Officer Unilever, Alan Jope, dalam situs web perusahaan, Kamis (4/2/2021).
Menurutnya meski volatilitas dan ketidakpastian akan berlanjut sepanjang 2021, perusahaan yakin akan beradptasi dengan lingkungan yagn berubah cepat.
Unilever telah menyusun lima pilihan strategis bisnis. Salah satunya, akselerasi di AS, India, dan China. Sekitar 35% omzetnya berasal dari tiga negara itu.
Dalam kerangka keuangan multi-tahun, produsen sabun Dove itu akan menjaga USG di kisaran 3% sampai 5%. Perusahaan juga akan mengucurkan investasi sekitar 1 miliar euro pada 2021 dan 2022, dan lebih rendah setelahnya.
Pasar Asia, AMET, RUB
Sepanjang 2020 pasar Asia, Afrika, Timur Tengah, Turki (AMET), dan Rusia, Ukraina, Belarus (RUB) menorehkan kenaikan USG sebesar 0,4% dan pertumbuhan harga 0,4%. Volume penjualan dipengaruhi lockdown yang diberlakukan di seluruh wilayah, terutama di China dan India.
Pembatasan diberlakukan di China mulai Januari 2020 yang mengakibatkan pertumbuhan penjualan menurun tajam pada kuartal I-2020. China kembali tumbuh pada kuartal II-2020 karena pembatasan dilonggarkan.
Di Asia Tenggara, Indonesia sedikit menurun pada kuartal IV, meski tumbuh sedikit dari tahun sebelumnya.
Pasar Asia, AMET, RUB mencatatkan penurunan operating margin sebesar 70 bps, didorong oleh margin kotor negatif akibat munculnya biaya terkait Covid-19.
Namun, penurunan ini diimbagi oleh investasi merek dan pemasaran yang lebih rendah karena perusahaan menghemat pengeluaran saat lockdown pada paruh pertama 2020.