Dunia

Berjuang Dua Dekade, Dokter 89 Tahun Akhirnya Wujudkan Cita-Cita Jadi Fisikawan

  • Seorang pria berusia 89 tahun dari Rhode Island menggapai mimpinya yang telah diperjuangkan selama dua dekade dan diimpikan seumur hidup, yaitu meraih gelar Ph.D dan menjadi fisikawan.
Dunia
Fadel Surur

Fadel Surur

Author

PROVIDENCE – Seorang pria berusia 89 tahun dari Rhode Island menggapai mimpinya yang telah diperjuangkan selama dua dekade dan diimpikan seumur hidup, yaitu meraih gelar Ph.D dan menjadi fisikawan.

Baru-baru ini Manfred Steiner sukses menjalani sidang disertasi di Brown University di Providence. Steiner merasa bangga dengan gelar yang ia raih karena itulah yang selama ini ia inginkan – dan karena ia berhasil pulih dari masalah penyakit yang dapat menggagalkan studinya.

“Tetapi aku berhasil, dan ini adalah titik paling memuaskan dalam hidup saya, untuk dapat menyelesaikannya,” katanya pada hari Rabu di rumahnya di East Providence mengutip dari APNews Jumat, 12 November 2021 .

Sebagai remaja di Wina, Steiner terinspirasi untuk menjadi seorang fisikawan setelah membaca tentang Albert Einstein dan Max Planck. Ia mengagumi ketepatan fisika. 

Tetapi setelah Perang Dunia II, ibu dan pamannya menyarankan Steiner untuk mempelajari kedokteran karena akan lebih berguna di masa yang penuh gejolak. Ia meraih gelar kedokteran nya dari University of Vienna pada 1955 dan pindah ke Amerika beberapa minggu setelahnya, di mana ia memiliki karir yang sukses dalam mempelajari darah dan kelainan darah.

Stenier mempelajari hematologic di Tufts University dan biokimia di Massachusetts Institute of Technology sebelum menjadi ahli hematologic di Brown University. Ia menjadi profesor penuh dan memimpin bagian hematologic pada fakultas kedokteran Brown dari 1985 sampai 1994.

Steiner membantu mendirikan program penelitian dalam hematologic di University of North Carolina, yang ia pimpin sampai pensin dari kedokteran pada tahun 2000 dan kembali ke Rhode Island.

Steiner dan istrinya, Sheila, yang berusia 93 tahun, telah menikah sejak 1960. Mereka memiliki dua anak dan enam cucu. Ia akan merayakan ulang tahun ke-90 bulan ini.

Steiner menemukan kepuasan dalam penelitian medis, tetapi tidak sama dengan ketertarikannya pada fisika.

“Itu adalah seperti sesuatu yang tidak bisa dicapai, selalu terngiang. Saya selalu berpikir, setelah saya selesai dengan kedokteran, saya benar-benar tidak ingin menghabiskan waktu saya tidak melakukan apa-apa dan mungkin bermain golf atau melakukan sesuatu yang seperti itu. Saya ingin tetap aktif.”

Pada usia 70 tahun, ia mulai mengambil kelas sarjana di Brown, salah satu universitas Ivy League. Ia berencana untuk mengambil beberapa mata kuliah yang menarik, tetapi pada 2007, ia mendapat nilai yang cukup untuk mendaftar program Ph.D.

Profesor fisika, Brad Martson, sempat skeptis saat Steiner masuk kelas mekanika kuantumnya. Martson pernah mengajar mahasiswa pascasarjana yang berusia 40-an, tetapi belum pernah yang berusia 70-an. Setelah itu ia sadar seberapa serius Steiner mengenai pelajaran itu dan seberapa keras ia berusaha. 

Martson menjadi pembimbing Steiner untuk disertasinya.

“Ia telah menulis banyak artikel mengenai ilmu kedokteran, lebih banyak dari tulisan saya mengenai fisika. Ia telah memiliki cara berpikir ilmiah yang penting untuk dikembangkan oleh siswa yang lebih muda,” kata Martson minggu ini. 

“Dan masalah penelitian apapun yang berarti dan akan menemui kegagalan. Jika Anda membiarkan rintangan menghentikan, Anda tidak akan mendapat apa-apa. Satu hal mengenai Manfred adalah ia tidak mudah menyerah,” tambahnya.

Steiner menjalani sidang disertasinya pada bulan September setelah pulih dari kondisi kesehatan serius.

Dalam disertasinya, ia membahas mengenai bagaimana elektron dalam logam penghantar berperilaku secara mekanika kuantum dan bagaimana fermion dapat diubah menjadi boson. Ia bekerja dengan Martson dalam makalah mengenai bosonisasi yang akan diterbitkan.

Kini dengan penelitiannya, Steiner berharap dapat membantu profesor yang berteman dengannya selama studinya.

“Saya tidak mencari pekerjaan yang dibayar. Saya sudah melewatinya,” katanya sembari tertawa.

Menurut Guinness World Records, seorang pria berusia 97 tahun dari Jerman adalah orang tertua yang mendapat gelar doktor pada 2008. Tetapi beberapa laporan berita mengatakan ada orang-orang yang lebih tua yang mengejar gelar tersebut.

Walaupun bukan yang tertua, perhatian yang didapat sangat intens. Brown University menampilkan Steiner di situs webnya setelah meraih gelar Ph.D., dan orang-orang di seluruh negeri menghubunginya untuk meminta nasihat tentang menggapai mimpi di hari tua. Steiner mengatakan pada seorang ahli matematika berusia 57 tahun, “Anda masih muda, lakukan saja perhitungannya.”

Ia mengatakan bahwa nasihatnya adalah: Lakukan apa yang Anda sukai.

“Kejarlah mimpi Anda karena nanti mungkin akan ada penyesalan, karena tidak melakukannya,” katanya. “Anda berpikir seharusnya Anda mengejar mimpi tersebut.”