Berkah Kenaikan Harga Batu Bara, Bumi Resources (BUMI) Tak Lagi Merugi di Kuartal I
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal I-2022 dari rugi menjadi untung.
Korporasi
JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal I-2022 dari rugi menjadi untung. BUMI mencatat kenaikan laba menjadi US$43,25 juta (asumsi kurs Rp14.548 per US$) atau setara Rp629,24 miliar.
Di kuartal I-2021, BUMI masih mencatatkan kerugian hingga US$11,68 juta atau setara Rp169,9 miliar.
Melansir dari laporan keuangan BUMI di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 2 Juni 2022, kenaikan laba tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan menjadi US$349,8 juta atau Rp5,09 triliun pada kuartal I 2022. Pendapatan itu meningkat 82,9% dari periode sama tahun sebelumnya US$191,2 juta setara Rp2,78 triliun.
Jika dirinci, penjualan batu bara yang alami kenaikan 82,69% menjadi US$346,91 juta atau Rp5,05 triliun dibandingkan periode sebelumnya tahun 2021 sebesar US$189,9 juta setara Rp2,76 triliun.
Walaupun begitu, produksi batu bara kuartal I-2022 mengalami penurunan 16% menjadi 16,3 juta ton dari sebelumnya 19,3 juta ton di kuartal I-2021. “Hujan deras dan efek La Nina di area pertambangan berimbas pada penurunan produksi kuartal I-2022,” ujar Director & Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava.
Meskipun produksi menurun, BUMI mengambil untung dari peningkatan harga jual mencapai 59% dari USD53,1 per ton menjadi USD84,5 per ton di awal kuartal ini.
“Peningkatan ini sejalan dengan pemulihan harga batubara global dan tren bullish saat ini yang dipicu oleh ketidakseimbangan pasokan dan telah membawa harga batubara ke level tertinggi dalam 10 tahun,” ujarnya.
Sedangkan penjualan emas juga mengalami kenaikan 80,88% menjadi US$2,46 juta setara Rp35,85 miliar dibandingkan sebelumnya di US$1,36 juta setara Rp19,78 miliar.
Di kuartal I tersebut, BUMI mencatat pendapatan jasa sebesar US$500 ribu setara Rp7,27 miliar. Sebelumnya, perusahaan milik Bakrie tersebut tidak mencatat pendapatan jasa di kuartal I 2021.
Sementara total ekuitas tercatat US$755,1 juta pada Maret 2022 dari periode sebelumnya yaitu Desember 2021 sebesar US$646,4 juta. Namun Liabilitas perseroan ini tercatat turun menjadi US$3,41 miliar pada kuartal I-2022 dari sebelumnya sebesar US$3,57 miliar.
- 10 Negara dengan PDB Terbesar di Dunia Sepanjang 2000 hingga 2050
- Warning dari World Bank: Dunia Diprediksi Bakal Hadapi Resesi
- Intip 5 Proyek Bendungan Jumbo yang Digarap Brantas Abipraya
Total Aset turun menjadi US$4,16 miliar pada kuartal I-2022 periode sebelumnya 2021 sebesar US$4,22 miliar atau turun sebanyak 1,2% dari periode sebelumnya.
Beban pokok pendapatan naik 79,21% menjadi US$294,29 juta pada kuartal I-2022 dari periode sama tahun sebelumnya US$164,21 juta. Dengan demikian, beban usaha ikut bertambah 75,15% menjadi US$25,57 juta pada kuartal I-2022 dari periode sama tahun sebelumnya di US$14,6 juta.