Menara BCA di Bundaran HI milik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia yang sahamnya digenggam oleh keluarga konglomerat Michael-Robert Hartono / Bca.co.id
Pasar Modal

Berkah Stock Split BBCA, Market Cap Bank BCA Menuju Rp1.000 Triliun

  • Saat ini, kapitalisasi pasar BBCA sebesar Rp943,05 triliun dan berpotensi menyentuh level Rp1.000 triliun. Nilai tersebut terus melejit pascaaksi pemecahan nominal saham alias stock split yang digelar perseroan beberapa waktu lalu.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten perbankan milik Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kian mantap menduduki posisi pertama dengan kapitalisasi pasar (market cap) paling jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Saat ini, kapitalisasi pasar BBCA sebesar Rp943,05 triliun dan berpotensi menyentuh level Rp1.000 triliun. Nilai tersebut terus melejit pascaaksi pemecahan nominal saham alias stock split yang digelar perseroan beberapa waktu lalu.

Pada awal perdagangan perdananya, Rabu, 13 Oktober 2021, saham BBCA ditutup pada level harga Rp7.525 atau naik sekitar 2,73%. Bahkan, saham emiten milik Keluarga Hartono itu sempat menyentuh level tertinggi pada harga Rp8.250 per lembar.

Keesokan harinya, saham BBCA kembali bullish dengan peningkatan sebanyak 2,99% ke level harga Rp7.750 per lembar. Namun, BBCA mengalami koreksi sebanyak 1,29% pada perdagangan akhir pekan dan ditutup pada level harga Rp7.650 per lembar.

Nilai market cap BBCA pada akhir pekan ini juga semakin meninggalkan rival terdekatnya. Sebut saja, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp654,73 triliun. 

Di susul emiten pelat merah lainnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp377,43 triliun. Kemudian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp333,67 triliun, dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan market cap senilai Rp253,02 triliun.

Sebelumnya, emiten blue chip itu telah merealisasikan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5. Hal ini membuat nilai nominal saham BBCA terpangkas dari Rp62,5 menjadi Rp12,5.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan harga stock split membuat saham BBCA lebih bisa dijangkau oleh investor ritel. Dengan begitu, dirinya mengharapkan semakin banyak investor, terutama lokal, bisa berinvestasi di bank swasta terbesar ini.

“Harga saham baru ini relatif terjangkau dan mendapat sambutan positif dari investor. Perseroan berkomitmen setelah aksi korporasi ini untuk tetap menjadi solidaritas fundamental BCA melalui pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan,” jelas Jahja, Rabu, 13 Oktober 2021.