<p>PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. menjual produk beton lewat jalur online. / Semenindonesiabeton.com</p>
Korporasi

Berkat Divestasi Anak Usaha, Semen Indonesia Peroleh Peringkat idAA+

  • PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idAA+ untuk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR). Sebelumnya, Semen Indonesia hanya mendapat peringkat idAA.

Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idAA+ untuk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR). Sebelumnya, Semen Indonesia hanya mendapat peringkat idAA.

Pefindo menyebut obligor dengan peringkat idAA hanya berbeda sedikit dari peringkat tertinggi dan memiliki kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen jangka panjangnya jika dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya. Peringkat idAA+ berarti obligor tersebut termasuk yang terkuat dalam kategorinya.

Pemberian peringkat idAA+ untuk Semen Indonesia berdasar dari pengamatan Pefindo terkait profil kredit SMGR yang lebih kuat, terutama struktur kapital dan proteksi arus jangka menengah yang berada di tingkat yang pantas untuk peringkat tersebut.

Pefindo melihat SMGR juga sudah melakukan usaha untuk menurunkan tingkat utangnya secara signifikan di tengah penurunan ekonomi. Pefindo memprediksi ini akan berlanjut dalam jangka pendek hingga menengah.

Usaha tersebut terlihat dari dana dalam jumlah besar yang akan diterima SMGR berkat divestasi sekitar 18% saham anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB). Divestasi ini akan dilakukan melalui rights issue (hak memesan efek terlebih dahulu/HMETD) dan dananya akan digunakan untuk pelunasan sebagian utangnya lebih awal.

Akuisi SMCB

Awal tahun 2019, SMGR melakukan akuisisi terhadap SMCB selaku produsen semen ketiga terbesar di Indonesia dan memiliki 98,3% atas kepemilikan SMCB pada akhir tahun 2020.

“Peringkat ini merefleksikan posisi pasar SMGR yang sangat kuat di industri semen, juga produksi dan fasilitas logistiknya yang sudah terdiversifikasi, dan profil keuangan yang konservatif,” tulis Analis Pefindo Aishantya dan Yogie Surya Perdana dalam keterangan resmi, dikutip Senin, 8 Maret 2021.

Peringkat dapat dinaikkan jika SMGR dapat meningkatkan profil bisnisnya secara material dan berkelanjutan yang tercermin dari pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi dari proyeksi, juga menjaga profil di tingkat keuangan yang konservatif.

Namun, peringkat dapat turun jika terdapat indikasi penurunan pangsa pasar dan penurunan profitabilitas yang materiil akibat pelemahan harga yang diakibatkan dari kelebihan pasokan semen.

Di tahun 2020, SMGR berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp35,17 triliun, turun 12,87% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp40,37 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya permintaan akan produk bahan bangunan serta beberapa proyek strategis nasional yang mengalami penundaan.

Meski begitu, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp2,79 triliun naik 16,73% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp2,39 triliun.

“Perseroan mampu menjaga kinerja melalui berbagai inisiatif strategis, Beban Pokok Pendapatan tahun 2020 mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan pendapatan sehingga mampu mencatatkan peningkatan marjin EBITDA menjadi 25,80%,” ujar Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso dalam keterangan resmi.