Berkenalan dengan Stablecoin, Aset Kripto Paling Minim Risiko
- Dikutip dari keterangan PT Kagum Teknologi Indonesia (Ajaib Kripto) yang diterima TrenAsia, stablecoin adalah salah satu inovasi adopsi aset kripto dan Web3 (internet generasi ketiga) yang dihadirkan untuk turut memberikan manfaat terhadap industri keuangan digital.
Fintech
JAKARTA - Stablecoin adalalah salah satu jenis aset kripto yang paling minim risiko dibanding memecoin, altcoin, dan sebagainya.
Dikutip dari keterangan PT Kagum Teknologi Indonesia (Ajaib Kripto) yang diterima TrenAsia, stablecoin adalah salah satu inovasi adopsi aset kripto dan Web3 (internet generasi ketiga) yang dihadirkan untuk turut memberikan manfaat terhadap industri keuangan digital.
Stablecoin hadir di antara jenis-jenis aset digital lainnya karena investasi kripto memiliki volatilitasi yang tinggi dengan nilai yang bersifat spekulatif baik untuk jangka panjang maupun pendek.
- Mulai Khawatir Krisis Penduduk, China Bolehkan Pasangan Belum Menikah Punya Anak
- Siap IPO, Simak Kondisi Keuangan Pertamina Geothermal Energy
- Bisnis Cerdas Benfica: Beli Enzo Fernandez Rp163 Miliar, Jual Rp2,2 Triliun
Inovasi ini pun dinilai Ajaib sebagai suatu angin segar bagi investor yang ingin berinvestasi di aset kripto dengan kinerja harga yang lebih stabil.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, volatilitas stablecoin memang cenderung lebih rendah karena nilainya didasari terhadap aset konvensional seperti kombinasi mata uang, emas, perak, atau aset berharga lainnya.
Dengan kata lain, stablecoin adalah aset kripto yang memiliki underlying asset, tidak seperti Bitcoin dan kripto-kripto lainnya.
"Untuk alasan ini, stablecoin sering menjadi pilihan utama untuk keputusan keuangan dari pengguna aset kripto oleh institusional dan ritel," ujar Panji melalui keterangan tertulis yang diterima TrenAsia, Jumat, 3 Februari 2023.
Menurut data Coin Market Cap, terdapat 134 stablecoin yang beredar, dan ada tiga aset yang menempati posisi teratas, yaitu Tether (USDT), USD Coin (USDC), dan Binance USD (BUSD).
Ketiga aset tersebut mewakili lebih dari 90% total kapitalisasi pasar stablecoin dengan nilai US$127 miliar atau setara dengan Rp1,88 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp14.868 per-dolar Amerika Serikat (AS).
USDT dan USDC merupakan stablecoin paling populer di pasar karena untuk setiap koin yang beredar, nilai keduanya ditopang oleh dolar AS senilai US$1 yang disimpan sebagai cadangan dalam bentuk campuran uang tunai dan obligasi treasury AS jangka pendek.
"USDT dan USDC menjadi pairing aset kripto paling banyak digunakan di bursa kripto dunia. Hal ini memudahkan para investor dalam melakukan transaksi aset dalam jaringan stablecoin dengan pairing USDT dan USDC," kata Panji.
Panji lantas memberi contoh, investor dapat membeli Bitcoin dengan memanfaatkan persediaan USDT untuk di-pairing menjadi BTC/USDT.
- Ramai Jadi Pembicaraan, Berikut Fakta Series The Last of Us yang Viral
- Penemuan Mumi Firaun Tertua di Dekat Piramida Saqqara
- Bukan di LK21 atau Dramaqu, Ini Link Nonton Gratis dan Legal Drama Korea Reborn Rich
Ia menambahkan, stablecoin menjadi sarana pertukaran aset yang menjembatani kesenjangan antara mata uang fiat dan kripto sehingga aset seperti USDT dan USDC pun menjadi favorit investor.
"Pemilik dapat menyimpan aset kripto di dompet digital ataupun melakukan transfer aset dengan murah dan cepat dengan nilai yang stabil," kata Panji.
Transaksi stablecoin bisa dilakukan di berbagai platform yang tersedia, termasuk Ajaib Kripto yang menyediakan USDT dan USDC untuk investor.
Investor bisa melakukan jual-beli USDT dan USDC di Ajaib Kripto dengan biaya transaksi 0%, dan investor juga bisa mengirim dan menerima stablecoin dari platform lain seperti dompet digital atau crypto exchange lainnya.