PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
BUMN

Beroperasi Semester II-2025, PTBA Bidik KA Tanjung Enim-Keramasan Angkut 20 Juta Ton Batu Bara

  • Kereta ini ditargetkan bisa mengangkut sebanyak 20 juta ton batu bara per tahun.

BUMN

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan jalur kereta api relasi Tanjung Enim-Keramasan akan beroperasi pada semester II 2025. Kereta ini ditargetkan bisa mengangkut sebanyak 20 juta ton batu bara per tahun.

SVP Project Management Office PTBA, Setiadi Wicaksono menyebut jarak kapabilitas angkutan lebih dekat dibandingkan angkutan batu bara lain yaitu sepanjang 158 km.

“Kapasitas 20 juta ton per tahun, kita harapkan bisa selesai semester II 2025 kerja sama PTBA sebagai penyedia batu bara dan KAI di jalur angkutan kereta api dan PT KALOG,” ujar Setiadi dalam Public Expose Live 2024 Selasa, 27 Agustus 2024.

Setiadi berharap dengan adanya proyek pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim ke Keramasan dapat mempercepat memonetisasi batu bara dan berdampak terhadap pendapatan Bukit Asam ke depannya.

Sebelumnya, proses peletakan batu pertama jalur kereta api relasi Tanjung Enim-Keramasan telah dilakukan pada 30 Desember 2023.

Saat ini kapasitas angkutan batu bara PT Bukit Asam mencapai 32 juta ton per tahun, terdiri dari Tanjung Enim-Kertapati sebanyak 7 juta ton per tahun dan Tanjung Enim-Tarahan di Lampung sebanyak 25 juta ton per tahun.

Fokus PT Bukit Asam Tbk dalam lima tahun mendatang adalah mempercepat monetisasi batu bara melalui pengembangan proyek Tanjung Enim-Keramasan yang merupakan sinergi antara PTBA dan PT KALOG.

Diharapkan nantinya akan dapat menambah kapasitas existing yang saat ini ada di kisaran 32-33 juta ton per tahun dari sisi rute Tarahan maupun juga Kertapati.

PTBA fokus mengoptimalkan pencapaian kinerja operasional dan efisiensi secara berkelanjutan untuk menjaga kinerja positif perusahaan. Perusahaan optimistis bisa menjaga kinerja tetap positif dan sejalan dengan target hingga akhir tahun 2024.

Bidik Ekspor Asia Tenggara hingga Selatan

Usai China mengurangi konsumsi batu bara PTBA menyiapkan strategi untuk mengatasinya. Negeri Tirai Bambu ini diketahui hanya menyetujui 10 pembangunan pembangkit listrik bertenaga batu bara pada semester I 2024, yang menunjukkan upaya mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, dan membuat adanya pembatasan suplai batu bara tersebut.

SVP Project Management Office PTBA, Setiadi sudah melihat ada potensi ekspor batu bara ke negara berkembang lain seperti Asia Tenggara dan Asia Selatan dengan permintaan batu bara yang cukup tinggi.

Setiadi menjelaskan memang pasar ekspor PTBA semakin beragam. Terdapat beberapa pasar yang berhasil dioptimalkan pada kuartal kedua tahun ini, di antaranya adalah Bangladesh dan Filipina. Potensi pasar-pasar utama juga dimaksimalkan, misalnya ekspor ke India berhasil meningkat 37% menjadi 3 juta ton.

Selain itu, ekspor ke Thailand, Malaysia dan Vietnam juga naik signifikan. Penjualan ke Thailand pada Semester I-2024 sebesar 933 ribu ton, melesat 605% secara tahunan. Ekspor ke Malaysia meningkat 257% menjadi 488 ribu ton. Adapun ekspor ke Vietnam melonjak 164% dari 461 ribu ton menjadi 1,2 juta ton.