<p>Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengenakan kemeja batik bermotif virus corona. / YouTube BNPB</p>
Gaya Hidup

Berprestasi di Masa Pandemi Ala Jubir COVID-19

  • Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mendapatkan penghargaan sebagai PR of The Year dalam Indonesia Corporate Branding PR Award 2020 dari Iconomics Research and Consulting.

Gaya Hidup
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mendapatkan penghargaan sebagai PR of The Year dalam Indonesia Corporate Branding PR Award 2020 dari Iconomics Research and Consulting.

Founder dan CEO Iconomics, Bram S. Putro menuturkan penobatan itu sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras para Public Relation (PR) di perusahaan maupun lembaga yang dipimpinnya.

“Indonesia Corporate Branding PR Awards 2020 bukanlah perayaan atau selebrasi, tapi acara ini sebagai bentuk pengakuan kerja keras dari kerja PR perusahaan maupun lembaga dalam membangun reputasi, citra dan kontribusinya bagi perusahaan, lingkungan sekitar maupun bangsa Indonesia,” kata Bram dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat, 15 Mei 2020.

Riset ini dilakukan sejak pertengahan Maret hingga awal April 2020. Kriteria penilaian berdasarkan sembilan aspek penilaian (tiga pilar) citra perusahaan yakni commercial, organizational, dan social pillar.

Direktur Riset Iconomics Alex Mulya mengatakan peran penting PR dalam situasi dan kondisi saat ini untuk menciptakan berita yang positif untuk mengimbangi berita yang negatif.

“Paling relevan saat wabah adalah social pillar, seberapa jauh anda berkontribusi secara social dan enviromental,” ujar Alex.

Lebih jauh lagi, Ketua Perhumas, Agung Laksana mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 telah berdampak luas dan multidimensional. Maka, diperlukan peran PR untuk lebih inovatif, kreatif dalam menyediakan konten.

“Membangun reputasi dan visibilitas sebuah organisasi dan brand melalui PR membutuhkan dedikasi dan strategi jangka panjang, pada akhirnya para praktisi PR adalah maraton bukan sprint. Di era the new normal saat ini PR harus tetap optimistis,” sebut Agung. (SKO)