Kilang offshore Medco Energi di Laut Natuna Selatan, Riau, Indonesia.
Korporasi

Bersengketa Sejak 2022, Medco Energi Pilih Hengkang Selamanya dari Libya

  • Penyelesaian divestasi ini akan menghapus kehadiran Grup di Libya dan manajemen tidak memiliki niat untuk melanjutkan atau mencari peluang lain di Libya

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengumumkan telah menuntaskan penjualan saham atau divestasi kepemilikannya di Kontrak Area 47 di Libya kepada Libya National Oil Corporation (NOC).

Keduanya telah bersepakat untuk mengalihkan seluruh hak partisipasi MEDC sebesar 50% dalam Perjanjian Bagi Hasil Eksplorasi dan Produksi (EPSA) di Kontrak Area 47 dan seluruh kepemilikan saham perseroan (24,5%) di joint operating company, Nafusah Oil Operations B.V.

Divestasi ini juga menyelesaikan seluruh tuntutan dan gugatan di bawah arbitrase antara Medco Energi dan NOC, yang ditelah disepakati oleh kedua entitas untuk ditarik.

“Divestasi ini sejalan dengan strategi MedcoEnergi untuk terus meningkatkan portofolio melalui akuisisi dan divestasi yang tepat sasaran. Kami mengapresiasi kerja sama NOC selama transaksi ini,” tulis Direktur Utama MedcoEnergi, Roberto Lorato mengatakan dalam keterbukaan informasi, Selasa 28 Mei 2024.

Untuk diketahui, Medco International Ventures Limited (MIVL) pada 15 Maret 2022 mengajukan arbitrase melalui International Chamber of Commerce (ICC) terhadap NOC untuk mempertahankan hak-hak kontraktualya berdasarkan EPSA dan melindungi hak-hak MIVL untuk mendapatkan keuntungan dari investasinya di Area 47, Libya.

Menurut Undang-Undang nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, pada pasal 1, arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

Keputusan untuk melakukan arbitrase diambil sebagai tanggapan atas upaya NOC untuk menghindari kewajibannya berdasarkan EPSA dan upaya selanjutnya untuk mencegah MIVL berpartisipasi penuh dalam pengembangan dan eksploitasi Area 47 bahkan, sebaliknya, berusaha mengembangkan Area 47 untuk keuntungan pribadi NOC.

MIVL meminta penegasan dalam bentuk perintah yang mengharuskan NOC untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan EPSA dan, sebagai alternatif, ganti rugi atas semua kerugian yang diderita oleh MIVL karena pelanggaran NOC terhadap EPSA. 

“Penyelesaian divestasi ini akan menghapus kehadiran Grup di Libya dan manajemen tidak memiliki niat untuk melanjutkan atau mencari peluang lain di Libya.”

Oleh karena itu, manajemen memutuskan untuk mengklasifikasikan aset di Libya sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan menyajikan kinerja keuangannya sebagai bagian dari operasi yang dihentikan.

Laba dan Pendapatan Susut

Meninjau posisi keuangan terakhir, MEDC mengantongi laba bersih senilai US$72,65 juta pada kuartal I-2024. Keuntungan ini menyusut 11,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY), US$82,05 juta. 

Penurunan laba dipengaruhi oleh berkurangnya pendapatan. Pada tiga bulan pertama 2024, MEDC meraup pendapatan US$556,40 juta, turun tipis 0,30% dibandingkan US$558,09 juta pada kuartal I-2023.

Pendapatan MEDC dalam periode Januari - Maret 2024 didapat dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$544,17 juta atau turun 0,60% (YoY). Kemudian berasal dari pendapatan keuangan senilai US$12,22 juta, yang mengalami kenaikan 15,06% (YoY).

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Siapkan Rp 200 Miliar Untuk Buyback 100 Juta Saham

Di sisi lain, beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya menciut 0,58% (YoY) menjadi US$323,75 juta. Hasil ini membuat laba kotor MEDC naik tipis 0,09% (YoY) dari US$232,42 juta menjadi US$232,64 juta.

Sayang, perolehan laba MEDC tergerus laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang anjlok 44,92% (YoY) dari US$41,76 juta menjadi US$23 juta. Kemudian dari pendapatan lain-lain yang ambles 67,96% (YoY) dari US$ 13,58 juta menjadi US$ 4,35 juta.

Alhasil, laba periode berjalan MEDC menyusut 11,54% (YoY) dari US$ 89,15 juta menjadi US$ 78,86 juta per Maret 2024.