<p>Pimpinan Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea Utara Kim Jong Un muncul di hadapan publik pada Jumat, 1 Mei 2020. / Twitter @LokmanKaradag1</p>
Dunia

Bersiap Perang Lawan Amerika, Kim Jong-un: Korea Utara Siap Gunakan Pasukan Nuklir

  • Ia menambahkan bahwa negaranya sudah sepenuhnya siap menghadapi kemungkinan konfrontasi militer dengan Amerika Serikat (AS)

Dunia

Fadel Surur

PYONGYANG - Presiden Korea Utara, Kim Jong-un berkata negaranya sudah siap meluncurkan pasukan untuk menghadapi perang nuklir.  

Pengumuman itu disampaikan Presiden Kim dalam acara peringatan ulang tahun Perang Korea di Pyongyang, menurut laporan badan berita lokal KCNA, seperti dikutip dari BBC

Ia menambahkan bahwa negaranya sudah sepenuhnya siap menghadapi kemungkinan konfrontasi militer dengan Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu muncul di tengah kekhawatiran terhadap Korea Utara yang akan meluncurkan percobaan nuklir terbaru. 

Meskipun terakhir kali meluncurkan percobaan pada tahun 2017, tensi di semenanjung Korea sedang memanas belakangan ini.  

Perwakilan khusus AS untuk Korut, Sung Kim mengatakan bahwa tahun ini telah ada 31 peluncuran rudal sekaligus menjadi rekor tertinggi. Sebelumnya, pada tahun 2019 lalu Korut meluncurkan sebanyak 25 rudal. 

Sebagai balasan, Korsel melakukan peluncuran sebanyak delapan rudal pada bulan Juni.  

Meskipun Perang Korea yang berlangsung antara 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, Korut menganggap itu adalah kemenangan melawan AS.

Dalam peringatan itu, Kim juga menyatakan bahwa ancaman nuklir AS mengharuskan Korut untuk melaksanakan “tugas mendesak” dalam meningkatkan pertahanan diri. Ia juga mengatakan bahwa AS telah salah mengartikan latihan militer reguler Korut sebagai provokasi. 

Laporan mengenai Korsel yang menghidupkan rencana perlawanan nuklir Korut dengan meningkatkan serangan pencegahan juga dibahas Kim. 

Strategi yang disebut “Kill Chain” merupakan peluncuran serangan pertama terhadap rudal Pyongyang dan mungkin kepemimpinan seniornya. 

Kim mengancam bahwa pemerintahan dan militer presiden Korsel Yoon Suk-yeol akan dilenyapkan jika strategi itu dilancarkan.  Beberapa analis memperingatkan bahwa langkah itu memiliki risiko tersendiri dan dapat memicu perang senjata.