China peringatkan AS dan negara lainnya untuk tidak membantu kemerdekaan Taiwan untuk hindari perang.
Dunia

Bersitegang dengan China, AS Janjikan Bantuan Keamanan ke Taiwan

  • AS mulai ikut campur dalam ketegangan yang terjadi antara China dan Taiwan.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mulai ikut campur dalam ketegangan yang terjadi antara China dan Taiwan. Pada Selasa, 16 Mei 2023 waktu setempat, Menteri Pertahanan China, Lloyd Austin mengatakan akan segera mengirimkan bantuan keamanan untuk Taiwan.

"Amerika Serikat akan segera memberikan bantuan keamanan tambahan yang signifikan ke Taiwan melalui otoritas penarikan presiden yang disahkan Kongres tahun lalu," kata Austin kepada anggota parlemen sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Reuters Rabu, 17 Mei 2023.

Sebagai informasi, otoritas penarikan presiden, atau dikenal sebagai PDA adalah jenis otoritas yang mempercepat bantuan keamanan. Otoritas inilah yang membantu pengiriman senjata ke Ukraina atas konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Perlu diketahui, Awal bulan ini Pemerintah AS di bawah komando Presiden Joe Biden berencana untuk mengirim bantuan senjata senilai US$500 juta atau Rp7,4 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS) ke Taiwan menggunakan otoritas tersebut.

Selain bantuan keamanan yang akan disalurkan, AS juga dikabarkan telah mengirimkan sebanyak 200 tentara ke pulau tersebut untuk memberikan pelatihan militer.

Ultimatum China

Ketegangan yang terjadi antara China dan Taiwan rupanya bukan main-main. China telah memberi ultimatum sehingga ancaman perang Asia kembali muncul.

Mengutip laman RT News, Militer China terus memberi ultimatum bahwa pihaknya siap menghancurkan upaya separatis di Taiwan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Tan Kefei bahkan mengancam AS dengan mengatakan bahwa campur tangan negeri paman Sam terhadap taiwan bisa semakin memperburuk hubungan Beijing dengan Washington.

"Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terus memperkuat pelatihan dan persiapan militer dan akan dengan tegas menghancurkan segala bentuk pemisahan kemerdekaan Taiwan. Bersama dengan upaya campur tangan dari luar, dan akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah," ujar Tan.

Tan menambahkan, jika AS terus menerus ikut campur atas masalah yang terjadi antara China dan Taiwan, maka perdamaian dan stabilitas di wilayah selat taiwan akan ikut terganggu.

"Ini adalah langkah yang sangat salah dan berbahaya," tambahnya.

Ingatkan Kebijakan Satu China

Ketegangan antara China dan Taiwan disebut tan sebagai garis merah pertama yang tak dapat dikompromi. Lebih lanjut, ia menyeru AS untuk mematuhi kebijakan Satu China.

Perlu dicatat, kebijakan tersebut mengakui Republik Rakyat China (RRC) sebagai satu-satunya pemerintah China yang sah, termasuk Taiwan.

Sebelumnya, para pemimpin China telah memperingatkan pihak berwenang Taiwan bahwa upaya untuk mencari kemerdekaan dengan mengandalkan AS adalah adalah jalan buntu.

"Sejarah tidak boleh dibalik," kata Tan.

Menarik benang lebih jauh, AS pernah membuat China kebakaran jenggot setelah menjual senjata ke Taiwan dan mengirim delegasi politik ke negara tersebut.

Menanggapi aksi yang dilancarkan Taiwan, China meningkatkan latihan militer di Selat Taiwan. Negeri Tirai bambu itu jugamemutuskan hubungan pertahanan dan iklim dengan AS Agustus 2022 lalu setelah Ketua DPR saat itu Nancy Pelosi melakukan kunjungan kontroversial ke Taiwan.

Perlu diketahui, China selama ini menganggap Taiwan yang dikenal sebagai la formosa ini sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya yang tergabung dalam ROC.Fakta menerik lainnya, AS sebenarnya tak pernah mengakui kemerdekaan Taiwan. Meski begitu, Negeri Paman Sam terus menjadi pendukung utama demokrasi di sana.