<p>PT AIA FINANCIAL (AIA) meluncurkan pemasaran Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atau unit link melalui layanan pemasaran tanpa tatap muka berbasis digital, AIA DigiBuy. / Aia-financial.co.id</p>
Industri

Bertambah lagi, Wanita Ini Jadi Korban Unitlink AIA

  • Seperti diketahui, Mesya menjadi satu dari puluhan nasabah AIA yang menjadi korban produk unitlink perusahaan. Saat ini sebagian korban memproses kasus ini lewat jalur arbitrase di LAPS SJK.
Industri
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA -Mesya Mohamad tidak menyadari bahwa produk proteksi yang ia terima dari marketing PT Bank Central Asia Tbk 7 tahun lalu ternyata produk asuransi unitlink saham pro syariah PT AIA Finansial.

Saat itu ia hanya diberi penjelasan, bahwa dengan autodebet sebesar Rp500 ribu per bulan selama 7 tahun, BCA akan memproteksi tabungannya tersebut dengan aman karena BCA langsung yang akan mengelola tabungan tersebut. Dana tabungan tersebut juga akan diinvestasikan di saham BCA yang notabene blue chip.

Lalu di tahun ke-sepuluh, ia bisa mencairkan tabungan tersebut sepenuhnya maupun sebagian saja dengan nilai manfaat yang cukup besar, mengingat saham BCA sendiri memiliki rekam jejak yang bagus.

Belakangan, tepatnya Jumat 27 Mei 2022 baru ia ketahui ternyata produk yang ia terima kala itu adalah asuransi unitlink saham pro syariah AIA. Pada hari itu marketing BCA menelfonnya dan menyambungkannya ke pihak AIA pusat (Semanggi) dan menjelaskan bahwa ia terdaftar sebagai pemegang polis asuransi unitlink pro syariah AIA.

Kaget bukan kepalang, Mesya langsung bertolak ke kantor pusat AIA di Semanggi pada Selasa, 31 Mei 2022 untuk meminta penjelasan. 

Yang membuatnya kesal, pada saat awal menandatangani perjanjian dengan marketing BCA 7 tahun lalu di kantor BCA Cinere, marketing BCA sangat meyakinkannya bahwa itu adalah produk tabungan proteksi BCA, yang mana dananya dikelola langsung oleh BCA, tanpa menjelaskan secara detail bahwa sebenarnya itu merupakan asuransi unitlink AIA hasil kerjasama (bancassurance) dengan BCA.

Berbekal kepercayaannya terhadap BCA itulah, Mesya menandatangi surat perjanjian tanpa membaca detail tiap klausul di dalammnya.  

"Intinya sejak awal marketing BCA tidak menjelakan secara detail. Baru clear setelah tahun ketujuh.  Dan waktu itu aku datang langsung ke BCA Cinere lho untuk memastikan, bukan lewat telepon. Jadi masa iya kita gak percaya sama penjelasannya orang BCA. Tapi aku benar-benar kapok. Ini benar-benar jebakan batman,” kata Mesya kepada TrenAsia.com, Selasa, 7 Juni 2022.

Akhirnya ia memutuskan untuk menutup polis asuransi unitlink tersebut. Setelah seharian bolak balik BCA Cinere - AIA Semanggi, akhirnya polis tersebut berhasil ditutup. Parahnya lagi, ia baru dijelaskan bahwa kalau tidak ada penghentian autodebet, maka akan terus terpotong hingga usia 80 tahun. Itupun sebenarnya autodebet sudah selesai per April 2022. Tapi tetap ada autodebet lagi di bulan Mei dengan alasan pemegang polis tidak mengajukan cuti premi.  

Lalu juga dijelaskan bahwa Mesya berhak mendapatkan proteksi Rp35 juta jika terjadi kecelakaan. Kemudian dijelaskan tabungannya yang ternyata dikelola AIA di portofolio saham pro syariah menyusut karena harga saham anjlog di tengah pandemi. Penjelasan yang semestinya diberikan diawal ketika 7 tahun lalu marketing BCA menawarinya ini membuat Mesya merasa tertipu.

Alhasil, tabungan Mesya sebesar Rp42,5 juta yang diautodebet selama 7 tahun terakhir kini hanya tinggal Rp28 jutaan saja.

“Meski uang 14 jutaan saya melayang karena tidak clearnya penjelasan marketing BCA waktu saya ikut tabungan investasi 7 tahun lalu. Ini jadi pelajaran berharga buat saya, jangan coba-coba ikut sesuatu yang ditawarkan bank tanpa tahu jelas isinya. Marketing biasanya hanya bicara manis di depan, setelah itu dia tidak peduli nasabah rugi atau tidak. Gak ada akhlak!,” ketus Mesya.

Seperti diketahui, Mesya menjadi satu dari puluhan nasabah AIA yang menjadi korban produk unitlink perusahaan. Saat ini sebagian korban memproses kasus ini lewat jalur arbitrase di LAPS SJK.