Bertemu Petinggi World Bank, Menteri ESDM Paparkan Roadmap Transisi Energi Indonesia
- Menteri ESDM memaparkan peta jalan transisi energi yang akan dilakukan Indonesia di hadapan World Bank.
Nasional
JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan pertemuan dengan World Bank Managing Director for Operations Axel van Trotsenburg. Dalam pertemuan itu, Menteri ESDM memaparkan peta jalan transisi energi yang akan dilakukan Indonesia.
Arifin menyampaikan pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai 23% energi baru dan terbarukan (EBT) pada bauran energi tahun 2025. Pada akhir 2021, bauran energi dari EBT telah mencapai sekitar 11,7%.
Dirinya juga menerangkan sejumlah langkah yang telah dilakukan pemerintah sejauh ini dalam upaya mencapai target bauran energi pada 2025 itu.
- Anak Usaha Bumi Resources Minerals (BRMS) Sukses Temukan Cadangan Bijih Emas 4,6 Juta Ton
- 5 Aset Kripto Ini Diprediksi Akan Bullish di Minggu ke-2 Februari
- Berlaku Mulai 11 Februari 2022, Ini Tarif Resmi Tol Cisumdawu
“Kami mengesahkan Peraturan Menteri terkait PLTS Atap. Kami juga menargetkan bahwa akan ada tambahan 3,6 Gigawatt (GW) PLTS Atap yang terpasang pada tahun 2025,” jelas Arifin dalam keterangan resmi dikutip Rabu, 16 Februari 2022.
Arifin juga memaparkan pemerintah telah melakukan berbagai upaya lainnya untuk mengakselerasi capaian target bauran energi itu. Di antaranya yakni membangun 10,6 GW pembangkit listrik tenaga (PLT) EBT, termasuk penggantian PLTD menjadi PLT EBT dan pemanfaatan biofuel hingga 11,6 juta kiloliter.
- Anak Usaha Bumi Resources Minerals (BRMS) Sukses Temukan Cadangan Bijih Emas 4,6 Juta Ton
- 5 Aset Kripto Ini Diprediksi Akan Bullish di Minggu ke-2 Februari
- Berlaku Mulai 11 Februari 2022, Ini Tarif Resmi Tol Cisumdawu
Sementara itu, dalam hal mewujudkan rencana besar untuk mencapai Net Zero Emission atau NZE tahun 2060, Arifin menerangkan, pada 2035 pembangkit listrik akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) dalam bentuk tenaga surya, diikuti tenaga angin dan arus laut pada tahun berikutnya.
Hidrogen juga akan dimanfaatkan secara gradual mulai 2031 dan secara masif pada 2051. Kemudian tenaga nuklir akan masuk dalam sistem pembangkitan mulai tahun 2049.
Indonesia yang juga merupakan negara tropis memang memiliki segudang potensi energi baru terbarukan (EBT) melalui angin, air, dan arus laut.
"Pada rencana suplai listrik, kami memiliki arus laut, surya, air, panas bumi, dan sebagainya. Namun saat ini sumber energi terbesar adalah dari energi surya. Selain itu, kami juga belum mempertimbangkan pemanfaatan tenaga nuklir (dalam waktu dekat), melainkan mulai tahun 2049," jelas Arifin.
Adapun pertemuan yang dilakukan dengan membahas upaya transisi energi di Indonesia itu merupakan bagian dari gelaran event Presidensi G20 Indonesia. Transisi energi merupakan salah satu dari tiga isu utama yang diangkat Indonesia dalam gelaran KTT G20.
Di akhir pertemuan, Arifin mengatakan akan tetap menjalin hubungan baik dengan Wolrd Bank untuk mencapai target-target transisi energi yang telah direncanakan itu.
"Kami akan tetap bekerja sama dengan World Bank dan berharap kita dapat mengatur program-program lainnya untuk dapat dieksekusi," pungkas Arifin.