Webinar Market Outlook 2020 yang digelar PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Selasa, 7 Desember 2021.
Pasar Modal

Bertumpu pada Sektor e-Economy, IHSG Bisa Tembus Level 7.600 Pada 2022

  • PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melesat sepanjang tahun depan. MAMI memperkirakan IHSG dapat tembus ke level 7.600 pada 2022.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Perusahaan manajer investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyampaikan bahwa tahun 2022 akan menjadi momentum akselerasi pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia yang akan membawa dampak pada pasar saham.

Chief Economist & Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan menyebut kondisi pasar di rentang waktu 2020 - 2022 mengalami tiga fase penting. Di antara fase pandemi sepanjang 2020, kemudian fase recovery di tahun ini, dan akan dilanjutkan dengan fase normalisasi pada pasar global.

“Sementara, Indonesia justru akan mengalami fase akselerasi di 2022,” ujarnya dalam webinar bertajuk ‘Indonesia Market Outlook 2022 Back on the Radar Screen’ yang diselenggarakan Selasa, 7 Desember 2021.

Senior Portfolio Manager MAMI, Samuel Kesuma mengatakan bahwa situasi dan penanganan pandemi sempat membuat kinerja pasar saham tertinggal. Namun, perbaikan penanganan dan kondisi fundamental yang semakin kuat membuat pasar saham menawarkan peluang pertumbuhan yang baik di tahun depan. 

Bahkan, ia memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melesat sepanjang tahun depan. MAMI memperkirakan IHSG dapat tembus ke level 7.600 pada 2022. 

“Prospek pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan resilient juga mendorong normalisasi pertumbuhan profitabilitas perusahaan ke level yang lebih sehat di 2022,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Samuel, hal lain yang mendorong geliat pasar saham yakni peluang pertumbuhan e-economy yang cerah. Menurutnya, kondisi tersebut dapat mendorong tingginya minat investor masuk ke pasar modal.

“Terutama juga didukung oleh potensi inklusi pada indeks saham global dan rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) beberapa saham e-economy di 2022,” papar dia.

Dengan gambaran itu, pihaknya mempertahankan posisi overweight pada sektor inti yang mendapatkan manfaat dari perubahan struktural, seperti e-economy, green economy, dan telekomunikasi. 

Ia juga secara selektif mengambil posisi overweight pada beberapa sektor yang menjadi proxy pembukaan kembali ekonomi, seperti finansial, otomotif, dan properti.