<p>Gedung PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) / Wika.co.id </p>
Korporasi

Beruntun Sampai 2024, Wijaya Karya Rencana IPO 4 Anak Perusahaannya

  • Empat anak perusahaan ini adalah PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON), PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty), PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi (WRK), dan PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen).

Korporasi

Reza Pahlevi

JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berencana melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) untuk empat anak usahanya hingga 2024 nanti.

Empat anak perusahaan ini adalah PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON), PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty), PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi (WRK), dan PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen).

Anak perusahaan pertama yang akan mendapatkan giliran IPO adalah WIKON. WIKA berencana melakukan IPO ini pada 2022.

“Kita juga akan meningkatkan produksi anak perusahaan WIKON, yakni baja dari sebelumnya 75 ribu ton menjadi 100 ribu ton per tahun,” ujar Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito dalam webinar virtual, Kamis, 15 April 2021.

Selanjutnya, WIKA berencana agar Wika Realty dapat melantai di bursa pada 2023. Ini dilakukan karena sektor pariwisata masih belum stabil selama pandemi COVID-19.

“Dua tahun (2021-2022) ini diharapkan pandemi sudah berakhir, kemudian upgrade hotel ini sudah membaik hingga memberikan pendapatan bagi Wika Realty, sehingga kita merencakan IPO di tahun 2023 awal,” tambah Agung.

Anak usaha ketiga yang direncanakan IPO adalah anak usaha WIKA bidang rekayasa konstruksi, yaitu WRK. Rencana IPO WRK ini akan dilakukan di 2023 setelah Wika Realty bisa IPO.

Terakhir adalah giliran anak usaha WIKA bidang produksi aspal dan bitumen, yaitu Wika Bitumen. WIKA berharap Wika Bitumen dapat IPO pada 2024.

Agung mengatakan Wika Bitumen akan membangun big plant tahun ini. Dengan big plant tersebut, perusahaan berharap dapat meningkatkan produksi aspal mereka menjadi 300.000 ton per tahun.

Tahun 2024, Wika Bitumen diharapkan mampu memproduksi 700.000 ton aspal per tahun. Produksi besar ini diharapkan dapat menjadi modal perusahaan untuk dapat IPO. (RCS)