eFishery
Tekno

Berutang ke 3 Bank, eFishery: Semua Sudah Lunas!

  • Manajemen eFishery buka suara mengenai lilitan utang yang dilakukan oleh manajemen sebelumnya terhadap sejumlah kreditur, termasuk PT Bank DBS Indonesia, PT Bank OCBC NISP Tbk, dan PT Bank HSBC Indonesia.

Tekno

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Perusahaan rintisan (startup) di sektor akuakultur, eFishery, kini menjadi pusat perhatian publik akibat dugaan kasus fraud yang melibatkan beberapa pihak internal, termasuk pendiri utama perusahaan. eFishery yang didirikan sejak 2013 dikenal sebagai salah satu unicorn kebanggaan Indonesia di sektor perikanan dan budidaya udang. 

Namun, kabar mengenai manipulasi laporan keuangan dan penggelapan dana telah mengguncang reputasi perusahaan ini.

Manajemen eFishery buka suara mengenai lilitan utang yang dilakukan oleh manajemen sebelumnya terhadap sejumlah kreditur, termasuk PT Bank DBS Indonesia, PT Bank OCBC NISP Tbk, dan PT Bank HSBC Indonesia. Melalui keterangan resmi, manajemen baru memastikan bahwa seluruh kewajiban terhadap bank-bank tersebut telah dilunasi.

“eFishery sudah tidak memiliki utang kepada bank mana pun. Kami juga ingin menegaskan bahwa informasi mengenai potensi kredit macet atau adanya hubungan utang yang berisiko tidaklah benar,” tulis manajemen melalui keterangan tertulis, dikutip Senin, 27 Januari 2025.

Sebelumnya, laporan dari salah satu media luar negeri mengungkap hasil audit sementara yang menunjukkan bahwa manajemen lama, di bawah kepemimpinan pendiri sekaligus CEO Gibran Huzaifah, menggunakan dua laporan keuangan yang berbeda sejak 2018 untuk kebutuhan internal dan eksternal. 

Dalam laporan eksternal, perusahaan tampak mencatat pertumbuhan profit sebelum pajak yang positif dan stabil dari 2021 hingga kuartal ketiga 2024. Namun, laporan internal menunjukkan kerugian berkelanjutan sejak 2021, dengan kerugian terbesar pada 2022 sebesar Rp784 miliar dan pada 2023 sebesar Rp759 miliar.

Tidak hanya itu, Gibran Huzaifah juga diduga memberikan klaim palsu kepada investor mengenai jumlah fasilitas pakan yang dimiliki perusahaan. Ia mengklaim terdapat lebih dari 400.000 fasilitas pakan, padahal kenyataannya hanya sekitar 24.000.

Baca Juga: Dugaan Fraud di eFishery: Serikat Pekerja Bela Reputasi Karyawan

Pemecatan dan Penunjukan Manajemen Baru

Sebagai respons terhadap isu tersebut, dewan direksi eFishery memberhentikan sementara dua pendiri utama perusahaan, Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya, yang masing-masing menjabat sebagai CEO dan Chief Product Officer (CPO). 

Posisi CEO interim kini dijabat oleh Adhy Wibisono, sementara Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai Chief Financial Officer (CFO) untuk memperkuat tata kelola perusahaan selama proses investigasi berlangsung.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya manajemen untuk memastikan transparansi dan mengembalikan kepercayaan publik serta investor.

Tanggapan Serikat Pekerja eFishery

Serikat Pekerja eFishery (SPMTN) turut memberikan tanggapan atas pemberitaan dugaan fraud yang menyebut tindakan tersebut sebagai sistematis di seluruh lini perusahaan. 

Dalam pernyataan resminya pada Rabu, 22 Januari 2025, SPMTN menyatakan bahwa generalisasi semacam itu merugikan ribuan karyawan eFishery yang bekerja dengan integritas.

“Mayoritas karyawan eFishery bekerja dengan dedikasi tinggi untuk memajukan perusahaan serta industri akuakultur di Indonesia. Generalisasi seperti ini merusak reputasi ribuan karyawan yang telah menjaga profesionalisme,” ujar perwakilan SPMTN.

SPMTN menegaskan bahwa jika dugaan fraud terbukti, maka hal tersebut merupakan tindakan segelintir oknum dan tidak mencerminkan nilai dan etika mayoritas karyawan eFishery.

Komitmen Tata Kelola yang Baik

Manajemen baru eFishery menegaskan komitmennya untuk memperbaiki sistem internal guna mencegah kejadian serupa di masa depan. 

Dalam pernyataan resmi pada 20 Januari 2025, mereka menyampaikan langkah-langkah tegas untuk memastikan operasional perusahaan berjalan sesuai standar tertinggi tata kelola.

Status Unicorn dan Tantangan Reputasi

eFishery sebelumnya mencatat pencapaian besar dengan meraih pendanaan sebesar US$90 juta pada Januari 2022 dari investor ternama seperti Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India. Pendanaan seri D pada 2023 bahkan menjadikan eFishery sebagai unicorn dengan valuasi lebih dari US$1 miliar.

Namun, dugaan fraud ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan untuk mempertahankan reputasi dan kepercayaan publik.