<p>Karyawati melayani nasabah di kantor cabang BFI Finance Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Senin, 7 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

BFI Finance Kantongi Laba Bersih Rp508,8 Miliar pada Kuartal I-2023

  • Laba bersih per kuartal tersebut merupakan capaian tertinggi perusahaan

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Emiten multifinance, PT BFI Finance Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp508,8 mikiar atau naik 28,5% secara tahunan (yoy) pada kuartal I-2023. 

BFI Finance mengatakan, laba bersih per kuartal tersebut merupakan capaian tertinggi perusahaan. Ditelusuri, pertumbuhan tersebut ditopang oleh pendapatan senilai Rp1,6 triliun atau tumbuh 39% yoy di tiga bulan pertama tahun ini. 

Adapun, realisasi pembiayaan baru di periode tersebut juga naik 53,9% yoy menjadi Rp6,3 triliun. 

Direktur Keuangan, BFI Finance, Sudjono mengatakan, sebagian besar portofolio pembiayaan berdasarkan jenis asetnya masih berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat, yakni dengan porsi 67,5%. 

"Dengan nilai piutang yang dikelola atau managed receivables sebesar Rp 15,2 triliun dari total Rp 22,5 triliun,” kata Sudjono dalam keterangan resmi, dilansir Kamis 27 April 2023. 

Komposisi piutang yang dikelola terbesar lainnya selain pembiayaan kendaraan roda empat adalah pembiayaan alat berat dan mesin sekitar 12,8%, pembiayaan roda dua sekitar 12,5% dan sisanya merupakan pembiayaan properti, pembiayaan berbasis syariah, serta pembiayaan dari anak usaha yang berkontribusi sebesar 7,2% terhadap piutang yang dikelola perusahaan. 

Di sisi lain, emiten bersandi saham BFIN ini mencatat biaya operasional perusahaan tercatat Rpqudv1 triliun. Itu berarti ada kenaikan sekitar 46,8% jika dibandingkan dari periode yang sama tahun lalu. 

“Ini sejalan dengan peningkatan kegiatan operasional perusahaan guna mendukung pertumbuhan piutang selama satu tahun terakhir,” imbuh Sudjono. 

Sementara itu, per 31 Maret 2023, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) dari BFI Finance masih di bawah posisi 1%, yakni level bruto 1,06% dan neto 0,43% dengan cakupan penyisihan 3,8 kali. 

Asetnya pun mengalami peningkatan sebesar 46,5% secara yoy menjadi Rp 24 triliun. Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun, total aset naik 9,3%.