BI: Ada Lima Kebijakan Kunci Pemulihan Ekonomi Indonesia
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan terdapat lima kebijakan yang akan memengaruhi kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia. Melansir Laporan Akuntabilitas Bank Indonesia 2020, prasyarat utama untuk mendorong pemulihan yaitu efektivitas pelaksanaan vaksinasi dan disiplin masyarakat dalam penerapan protokol COVID-19. “Hal ini sangat penting menjadi perhatian karena akan memengaruhi mobilitas manusia, serta barang dan jasa,” tulis laporan […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan terdapat lima kebijakan yang akan memengaruhi kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
Melansir Laporan Akuntabilitas Bank Indonesia 2020, prasyarat utama untuk mendorong pemulihan yaitu efektivitas pelaksanaan vaksinasi dan disiplin masyarakat dalam penerapan protokol COVID-19.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Hal ini sangat penting menjadi perhatian karena akan memengaruhi mobilitas manusia, serta barang dan jasa,” tulis laporan tersebut, Rabu, 27 Januari 2021.
Adapun lima langkah kebijakan yang saling bersinergi untuk menopang pemulihan mencakup (pembukaan sektorsektor produktif dan aman secara nasional maupun di masingmasing daerah. Kemudian, percepatan realisasi fiskal, peningkatan kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran.
Selanjutnya adalah keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya dalam rangka pengembangan UMKM.
Prospek pemulihan ekonomi juga dibarengi stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga. Stabilitas eksternal pada 2021 tetap terjaga didukung Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2021 yang diprakirakan surplus.
Kinerja NPI ditopang defisit transaksi berjalan yang diprakirakan berada di kisaran 1,0-2,0%. Ini dipengaruhi ekspor yang tumbuh positif seiring dengan permintaan global yang mulai pulih dan impor yang diprakirakan naik untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat.
Inflasi 2021
Sementara inflasi pada 2021 tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1%, ditopang inflasi inti yang diprakirakan tetap terkendali, meskipun meningkat sejalan dengan kenaikan permintaan domestik.
Peningkatan inflasi inti bersumber dari permintaan domestik seiring mobilitas masyarakat yang semakin naik dan harga komoditas global yang meningkat. Prospek inflasi di sebagian besar wilayah yang terkendali mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional.
Sementara itu, stabilitas sistem keuangan diprakirakan tetap kuat dengan intermediasi perbankan yang diharapkan meningkat sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi domestik.
BI memprakirakan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga perbankan masing-masing berada di kisaran 7,0-9,0% pada 2021.