Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Makroekonomi

BI Berupaya Turunkan Suku Bunga di Paruh Kedua 2024

  • Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan ada kemungkinan untuk menurunkan suku bunga acuan pada paruh kedua tahun 2024. Langkah ini akan diambil untuk memperkuat kombinasi kebijakan moneter.
Makroekonomi
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan ada kemungkinan untuk menurunkan suku bunga acuan pada paruh kedua tahun 2024. Langkah ini akan diambil untuk memperkuat kombinasi kebijakan moneter.

Perry menjelaskan BI akan terus mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah, sambil mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penerapan kebijakan makroprudensial.

“Kami akan terus perkuat bauran kebijakan moneter tetap profitability sambil melihat celah-celah semester II, apakah ada ruang turunkan suku bunga,” ujar Perry dalam acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Nasional, Rabu, 31 Januari 2024.

Selain itu, ia juga melakukan pendalamaan pasar, memperkuat akses bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta melanjutkan program hilirisasi.

“Makroprudensial sistem pembayaran, pendalaman pasar, UMKM terus tidak kita kasih kendor. Pariwisata dan hilirisasi akan kami lakukan,” ungkapnya.

Tapi, BI juga tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi dalam tahun ini. Ini mencakup perkiraan bank sentral Amerika Serikat (AS), yaitu The Federal Reserve, mungkin akan memulai penurunan suku bunga acuannya pada paruh kedua tahun 2024.

Fed Fund Rate kami perkiraan semester II (2024), tapi jelas akan turun InsyaAllah setidaknya akan mereda dolar masih kuat,” tutur Perry.

BI telah memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan, atau BI Rate, pada level 6%. Selain itu, bank sentral juga mempertahankan suku bunga deposit facility pada tingkat 5,25% dan suku bunga lending facility pada tingkat 6,75%.

“Rapat Dewan Gubernur (RGG) Bank Indonesia pada 16 dan 17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6%,” jelas Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Januari 2024, Jakarta, pada Rabu, 17 Januari 2024.

Keputusan untuk mempertahankan BI Rate tersebut sejalan dengan kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5% ditambah atau minus 1% pada 2024 dan 2025.