Bank Indonesia
Makroekonomi

BI Buka Pintu Pelonggaran Suku Bunga pada 2024

  • Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga pada bulan Desember 2023 untuk mendukung rupiah dan menahan inflasi. Namun bank sentral mengindikasikan masih ada ruang untuk pelonggaran moneter pada paruh kedua tahun 2024.
Makroekonomi
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga pada bulan Desember 2023 untuk mendukung rupiah dan menahan inflasi. Namun bank sentral mengindikasikan masih ada ruang untuk pelonggaran moneter pada paruh kedua tahun 2024.

BI mempertahankan suku bunga acuan reverse repurchase rate selama tujuh hari tidak berubah pada 6,00%, seperti yang diperkirakan secara luas oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Dua tingkat kebijakan lainnya juga tetap stabil.

Sementara, inflasi di ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini telah mendingin lebih cepat dari perkiraan bank sentral. Pertumbuhan telah melemah tahun ini di tengah menyusutnya ekspor yang didorong oleh jatuhnya harga komoditas dan lesunya perdagangan global.

BI telah menjaga ketatnya kebijakan moneter karena volatilitas nilai tukar rupiah yang terpukul arus modal keluar seiring Federal Reserve secara agresif menaikkan suku bunga. BI menaikkan suku bunga Indonesia sebesar total 250 basis poin antara Agustus 2022 hingga Oktober.

“Tingkat suku bunga kebijakannya saat ini konsisten dengan fokus BI pada stabilitas rupiah guna menangkal inflasi impor dan menjaga tingkat inflasi tetap sesuai target dalam dua tahun ke depan,” kata Gubernur Perry Warjiyo dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Kamis, 21 Desember 2023.

“Ketidakpastian pasar global mulai mereda, dengan suku bunga kebijakan di banyak bank sentral sudah mencapai puncaknya,” ujar Perry, memprediksi Fed akan mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua tahun 2024 sebanyak 50 basis poin (bps).

Namun, ketika ditanya apakah BI akan mengikuti jejak Fed, Perry menjawab, “Tidak. Kami mempertimbangkan tingkat dana federal, tetapi kami tidak akan mengikutinya. Yang kami targetkan adalah inflasi dalam kisaran target 1,5% hingga 3,5% pada tahun 2024 dan 2025.”

“Kami dapat mengukur risiko FX dengan lebih baik pada semester kedua tahun depan,” tambahnya. “Jika rupiah menguat lebih awal dan inflasi bisa tetap rendah, ruang pelonggaran mungkin terbuka, tapi kita tidak akan terburu-buru.”

Bank sentral mengatakan mereka mengharapkan bias ke atas dalam inflasi volatile food tahun depan karena masalah pasokan, dan pembuat kebijakan akan terus memantau situasinya. BI mempertahankan prospeknya untuk PDB, memperkirakan 4,5%-5,3% untuk tahun ini dan 4,7%-5,5% pada tahun 2024.

Myrdal Gunarto, ekonom Maybank Indonesia, mengatakan BI paling awal dapat memangkas suku bunga kebijakan adalah pada bulan Mei atau Juni, karena harga akan mencapai puncaknya selama liburan Idul Fitri di bulan April. Besarnya pemotongan kemungkinan akan sesuai dengan pelonggaran Fed. 

Capital Economics memprediksi BI akan bergerak sebelum paruh kedua tahun depan. “Dengan pertumbuhan ekonomi yang akan berjuang dan inflasi cenderung tetap lemah, kami pikir pelonggaran akan datang lebih cepat dari itu Kami telah mencatat pemangkasan untuk pertemuan bank sentral pada bulan April,” kata Ankita Amajuri, ekonomnya dalam sebuah catatan.

Semua ekonom yang disurvei Reuters sebelum keputusan Kamis memperkirakan BI akan mulai melonggarkan kebijakan moneter pada kuartal ketiga 2024. Rupiah telah menguat dalam sepekan terakhir karena komentar dovish oleh pembuat kebijakan Fed mendorong aset pasar negara berkembang. Rupiah sebagian besar tidak berubah setelah pengumuman hari Kamis.