BI dan Bank Sentral ASEAN+3 Paparkan Strategi Pascapandemi
Bank Indonesia (BI) beserta para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di ASEAN+3 sepakat berkolaborasi dalam peningkatan kesiapan memasuki masa pascapandemi COVID-19.
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) beserta para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di ASEAN+3 sepakat berkolaborasi dalam peningkatan kesiapan memasuki masa pascapandemi COVID-19.
Pertemuan tersebut menyambut baik penguatan kerja sama keuangan yang dituangkan dalam Amandemen Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) yang berlaku sejak 31 Maret 2021.
Penguatan kerja sama CMIM mencakup peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari 30% menjadi 40%. Selain itu juga pemberian fleksibilitas dalam pemanfaatan kerja sama CMIM dalam mata uang lokal.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Penggunaan mata uang lokal ini dilakukan dengan prinsip voluntary and demand driven.
“Negara-negara anggota juga menyambut baik ditandatanganinya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Agreement sebagai milestone pendorong perdagangan dan investasi di kawasan,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam siaran pers, Selasa 4 Mei 2021.
Perry melanjutkan, negara-negara anggota mengharapkan agar perjanjian tersebut dapat segera berlaku efektif untuk semakin mendukung integrasi ekonomi kawasan.
Di tingkat nasional, BI telah melakukan berbagai kebijakan yang diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Seperti misalnya penurunan suku bunga acuan menjadi 3,5% yang merupakan terendah sepanjang sejarah.
Selanjutnya, melakukan quantitative easing untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar. Serta melakukan stabilisasi nilai tukar sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar. (RCS)