BI: Digitalisasi Lahirkan Peluang Baru Tingkatkan Inklusi Keuangan UMKM
- Bank Indonesia (BI) melalui Deputi Gubernur Doni P. Joewono menilai digitalisasi telah melahirkan peluang baru untuk meningkatkan inkulusi keuangan bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Fintech
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai digitalisasi telah melahirkan peluang baru untuk meningkatkan inkulusi keuangan bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono mengatakan, ketersediaan akses dan layanan keuangan yang mudah dijangkau oleh UMKM menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas dan ketahahan UMKM terhadap guncangan ekonomi.
- Lampaui Pendapatan Tahun Lalu, Perumnas Optimistis Caplok Pasar Lebih Luas di Tahun 2022
- Enam Tahum Dicuri, Bitcoin Senilai Rp50,8 Triliun dari Bitfinex Sudah Dipindahtangankan Pelaku
- Perluas Jaringan Konsumen Ritel Online di Negeri Jiran, Grab Akusisi Supermarket Malaysia
Inklusi keuangan digital merupakan salah satu agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022. Dengan memanfaatkan digitalisasi, inklusi keuangan dapat didorong untuk tingkatkan produktivitas dan inklusivitas ekonomi yang berkelanjutan, khususnya bagi kelompok UMKM.
“Faktor kemajuan teknologi, digitalisasi produk dan layanan keuangan, serta aktivitas bisnis online dapat mendukung UMKM dalam mempertahankan pendapatan dan bisnis di tengah pandemi Covid-19,” papar Doni beberapa waktu lalu.
UMKM di Indonesia dinilai telah mampu beradapatasi dengan cepat dan beralih ke bisnis berbasis digital. Menurut survei BI pada 2021, 20% UMKM Indonesia sanggup memitigasi dampak pandemic dengan melakukan digitalisasi bisnis serta memanfaatkan media pemasaran online.
Sementara itu, dari data sisi penawaran, diketahui bahwa adopsi transaksi nontunai seperti kartu debit dan uang elektronik mengalami peningkatan pesat, di antaranya tercermin melalui nominal transaksi QRIS Desember 2021 yang telah mencapai Rp27,7 triliun (237% pertahun).
Dalam proses digitalisasi, diperlukan keseimbangan antara mendorong inovasi layanan keuangan digital untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mengelola risiko yang mungkin akan muncul.
Keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko tersebut sejalan dengan dua pilar dalam G20 High Level Principles tentang Inklusi Keuangan Digital yang dirilis pada tahun 2016.
- Waspada Penipuan Investasi Aset Kripto, Perhatikan 6 Hal Berikut Ini
- Ada Kemungkinan Terjadinya Crypto Winter, Investor Diperingatkan untuk Waspada
- BUMN Virama Karya Buka Lowongan Kerja, Simak Kriteria dan Penempatannya
Terkait dengan inklusi keuangan pada tahun 2022, agenda Presidensi G20 akan berfokus pada Digital Financial Inclusion dan SME Finance yang bersandar pada Financial Inclusion Action Plan (FIAP) G20 2020 dan mendukung tema “Recover Together, Recover Stronger”.
Agenda pengembangan UMKM merupakan salah satu keutamaan dengan fokus kepada pemanfaatan ekosistem digital dalam meningkatkan produktivitas, stabilitas, dan inklusivitas ekoknomi, khususnya untuk bisnis yang dikelola oleh perempuan dan kaum muda.