Potret wisatawan di Bali
Makroekonomi

BI: Konsumsi Milenial Dongkrak Ekonomi Daerah

  • Bank Indonesia (BI) menyebut ada kesamaan dalam pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah di Tanah Air belakangan ini. Hal itu yakni topangan konsumsi milenial untuk ekonomi daerah, terutama pada sektor jasa.

Makroekonomi

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Bank Indonesia (BI) menyebut ada kesamaan dalam pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah di Tanah Air belakangan ini. Hal itu yakni topangan konsumsi milenial untuk ekonomi daerah, terutama pada sektor jasa. 

Pernyataan tersebut diungkapkan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam keterangan pers, Jumat 8 September 2023. “Konsumsi rumah tangga, khususnya para milenial, semakin lama semakin meningkat. Terutama untuk daerah yang punya sektor jasa,” ujar Perry. 

Menurut Perry, penigkatan konsumsi tersebut dipicu meningkatnya pendapatan generasi milenial sehingga mendongkrak konsumsi. Kebiasaan milenial yang suka berwisata atau traveling juga mengerek kennaikan penggunaan jasa akomodasi. “Akomodasi, makan-minum, traveling, menjadi daya dukung ekonomi kita. Berbagai konsumsi yang memang tipikal milenial meningkat,” ujarnya. 

Di samping konsumsi milenial, ekonomi daerah bergeliat karena dukungan sektor energi. Maluku dan Sulawesi Tenggara menjadi daerah yang ekonominya melejit karena produksi nikel. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 tumbuh 5,17% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Angka ini lebih tinggi dibanding capaian kuartal I-2023 yang sebesar 5,04%. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan ekonomi tersebut didapat dari produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) kuartal II-2023 yang nilainya Rp3.075,7 triliun, dan PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) senilai Rp5.226,7 triliun.

Perekonomian Indonesia juga masih ditopang konsumsi rumah tangga merujuk sumber pengeluarannya. Konsumsi rumah tangga menyumbang 53,31% terhadap ekonomi Indonesia, dengan tingkat pertumbuhan 5,23% pada kuartal II-2023.

Kenaikan konsumsi milenial juga diperkirakan tak lepas dari peningkatan penyaluran kredit konsumtif oleh fintech lending. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mempersilakan penyelenggara fintech lending di dalam negeri untuk tetap menyalurkan kredit konsumtif. 

Meski demikian mereka mewanti-wanti agar pinjaman produktif terus ditingkatkan. Direktur Pengembangan Industri Keuangan Nonbank (IKNB) OJK Edi Setijawan mengatakan pelaku fintech lending dipersilakan untuk menyediakan kredit di segmen produktif maupun konsumtif.

Namun, Edi juga mengingatkan bahwa di segmen konsumtif itu kebanyakan nasabahnya adalah anak muda yang secara finansial belum stabil dan berkemungkinan lebih besar untuk gagal bayar. "Sehingga harus hati-hati, jangan sampai menjerumuskan mereka ke situasi gagal bayar," kata Edi.

Edi menyampaikan, industri fintech lending harus mengondisikan proses verifikasi yang lebih mumpuni untuk memastikan agar peminjam kredit konsumtif, khususnya dari kalangan anak muda, bisa melakukan pembayaran dari pinjaman yang diajukannya.

Tentunya, proses verifikasi ini bisa dilakukan tanpa membuat fintech lending kehilangan salah satu nilai yang ditawarkannya, yakni kecepatan dalam pencairan pinjaman. “Mari kita bersama-sama melindungi mereka (anak muda) generasi yang akan datang. Jangan sampai mereka terjebak utang,” ujarnya.