BI Minta Bank Swasta Ikut Turunkan Suku Bunga
JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meminta bank swasta untuk ikut menurunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) seiring dengan pemangkasan suku bunga acuan (BI7DRR) dari bank sentral. “Kami mengharapkan bank-bank lain juga dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit/pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional,” kata Perry […]
Industri
JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meminta bank swasta untuk ikut menurunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) seiring dengan pemangkasan suku bunga acuan (BI7DRR) dari bank sentral.
“Kami mengharapkan bank-bank lain juga dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit/pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional,” kata Perry dalam konferensi pers, Kamis, 19 Maret 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Longgarnya likuiditas dan penurunan BI7DRR sebesar 150 bps sejak 2020 mendorong rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight sekitar 2,96% selama Februari 2021.
Suku bunga deposito 1 bulan juga telah menurun sebesar 189 bps year on year (yoy) ke level 4,06% sejak Januari 2020 hingga Januari 2021.
Namun demikian, penurunan suku bunga kredit pada periode yang sama masih cenderung terbatas, yaitu hanya sebesar 78 bps ke level 9,72%. Di tengah penurunan suku bunga BI7DRR sebesar 125 bps yoy sampai dengan Januari 2021, SBDK pada periode yang sama hanya turun sebesar 78 bps yoy.
Hal ini menyebabkan spread SBDK terhadap BI7DRR cenderung melebar dari sebesar 5,82% pada Januari 2020 menjadi sebesar 6,28% pada Januari 2021. Adapun suku bunga deposito lebih cepat dalam merespons penurunan suku bunga kebijakan.
Sehingga spread antara suku bunga SBDK dan suku bunga deposito 1 bulan juga mengalami kenaikan dari 4,86% menjadi 5,97%. Dari sisi jenis kredit, SBDK kredit mikro tercatat sebesar 13,77%.
Selanjutnya, kredit konsumsi non-KPR 10,71%, kredit ritel 9,63%, kredit konsumsi KPR 9,61%, dan kredit korporasi 9,16%.
Dari sisi kelompok bank, SBDK tertinggi hingga Januari 2021 tercatat pada bank-bank BUMN sebesar 10,80% diikuti oleh BPD 9,79%, BUSN 9,46% dan KCBA 6,58%.
Namun demikian, SBDK bank-bank BUMN diperkirakan akan menurun pada bulan Maret 2021 dengan rencana penurunan yang telah diumumkan.