Bank Indonesia
Makroekonomi

BI Optimistis Rupiah Akan Tetap Stabil di Tengah Eskalasi Konflik Iran-Israel

  • Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, BI menilai bahwa ekonomi Indonesia, sebagai salah satu negara emerging market (EMEs), mampu mengatasi dampak dari ketidakpastian global.
Makroekonomi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

 JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan mata uang rupiah akan tetap stabil di tengah konflik Iran-Israel yang masih mengalami eskalasi. 

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, BI menilai bahwa ekonomi Indonesia, sebagai salah satu negara emerging market (EMEs), mampu mengatasi dampak dari ketidakpastian global.

Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian akan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Erwin menyatakan bahwa kekuatan ekonomi Indonesia, yang pada gilirannya turut berdampak kepada kekuatan rupiah, didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden serta koordinasi yang erat antar lembaga. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun dikatakan Erwin telah membuat pernyataan dalam sidang International Monetary Fund (IMF) World Bank di Washington DC, 18 April 2024, yang mana dalam kesempatan tersebut Perry menegaskan bahwa pihaknya terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan.

BI terus berupaya menjaga stabilitas Rupiah dengan melakukan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan. 

Selain itu, pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar juga menjadi fokus BI, dengan operasi moneter yang pro-market dan integrasi yang mendalam dengan pasar uang. Semua ini bertujuan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

“Demikian pula pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operası moneter yang “pro-market" dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang, mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Erwin dikutip dari situs resmi BI, Jumat, 19 April 2024.

Untuk diketahui, pada hari Kamis, 18 April 2024 waktu Timur Tengah, Israel menyerang bandara di Iran dan menyebabkan ledakan yang cukup besar tanpa adanya perlawanan dari Iran. Serangan ini bisa dikatakan sebagai balasan atas serangan Iran terhadap Israel pada Sabtu, 13 April 2024.

Baca Juga: Terus Melemah Rupiah Sentuh Rp16.236 per Dolar AS

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, situasi ini pun menimbulkan spekulasi bahwa Israel akan menyerang Iran pada akhir pekan nanti. 

Sebelumnya, Ibrahim memprediksi rupiah dapat menguat pada perdagangan hari ini. Namun, dengan adanya serangan Israel terhadap Iran, prediksi itu pun tidak bermuara menjadi keniscayaan karena investor tampaknya kembali menyoroti aset safe haven seperti dolar AS sehingga nilai kurs rupiah melemah. 

“Dolar kembali menguat, harga emas saat ini juga sudah terbang,” kata Ibrahim kepada wartawan, Jumat, 19 April 2024. 

Ibrahim juga menuturkan bahwa dampak dari konflik di Timur Tengah ini cukup besar dan rupiah sempat anjlok hingga 108 poin pada pembukaan perdagangan pagi ini.