Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Gala Seminar G20 2022 "Monetary and Financial Sector Policy to Support Stability and Recovery" di Bali, Minggu, 17 Juli 2022.
Nasional

BI Pastikan Inflasi Semester I-2023 di Bawah 4 Persen

  • Untuk diketahui, pada periode Desember 2022, inflasi inti tercatat berada di posisi 3,36% secara tahunan. Sementara itu, inflasi indeks harga konsumen (IHK) per Desember 2022 berada posisi 5,51% secara tahunan.
Nasional
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada semester I-2023 akan berada di bawah level 4% secara tahunan.

Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam agenda Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 yang diselenggarakan secara virtual, Senin, 30 Januari 2023.

Untuk diketahui, pada periode Desember 2022, inflasi inti tercatat berada di posisi 3,36% secara tahunan. Sementara itu, inflasi indeks harga konsumen (IHK) per Desember 2022 berada posisi 5,51% secara tahunan.

Menurut Perry, dengan fundamental perekonomian Indonesia yang masih terjaga dibandingkan dengan tingkat global, inflasi inti akan tetap terjaga di bawah 4% setidaknya hingga semester I-2023, dan begitu pula dengan inflasi IHK.

"Inflasi dari 5,51 persen, kami pastikan inflasi inti di semester I di bawah 4 persen. Inflasi IHK setelah dampak dari base effect kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di bulan September akan di bawah 4 persen," kata Perry.

Disampaikan oleh Perry, perkembangan inflasi di Indonesia sejauh ini masih lebih baik dibandingkan skala global. BI pun memperkirakan, dengan pencapaian inflasi Indonesia yang menorehkan catatan positif sejauh ini, rupiah berpotensi untuk mengalami penguatan pada 2023.

Selain didukung oleh perkembangan inflasi yang cukup baik, neraca perdagangan yang diprediksi masih akan mencatatkan surplus pun menjadi salah satu faktor.

"Kami meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan menguat karena faktor fundamental semuanya memberikan justifikasi dasar bahwa nilai tukar rupiah akan menguat," ujar Perry.

Perry pun mengajak masyarakat Indonesia untuk bersyukur juga karena inflasi bisa turun lebih cepat dari perkiraan pascapenyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan September.

Pada awalnya, setelah adanya kenaikan harga BBM, BI memperkirakan inflasi di akhir tahun akan tercatat di posisi 6,5% secara tahunan.

Akan tetapi, di penghujung akhir tahun 2022, inflasi tanpa disangka-sangka menyurut melebihi ekspektasi hingga ke posisi 5,51%.

"Suatu capaian dibandingkan dengan negara-negara lain yang banyak mengalami inflasi di atas 8 persen. Suatu capaian yang harus kita syukuri," kata Perry.