<p>Suasana kios pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2020. Jika pandemi tak bisa dikendalikan yang salah satunya dilihat dari indikator positive rate di bawah 5%, masyarakat, khususnya kelas menengah akan enggan membelanjakan uangnya, karena khawatir terinfeksi. Inilah yang menjadi penyebab, meski reaktivasi ekonomi sudah dilakukan pada Juni 2020 lalu, tetapi kinerja daya beli tetap melorot. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

BI: Penjualan Eceran Membaik, Tanda-tanda Ekonomi Pulih

  • Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2020 sebesar minus 9,2% year-on-year (yoy), membaik dari minus 12,3% yoy pada Juli 2020.

Nasional
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan, meskipun angkanya masih minus, tetapi penjualan eceran mengalami perbaikan.

Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2020 sebesar minus 9,2% year-on-year (yoy), membaik dari  minus 12,3% yoy pada Juli 2020.

Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengatakan, perbaikan terjadi pada sebagian besar kelompok barang, utamanya pada makanan, minuman dan tembakau tumbuh.

“Sejumlah komoditas tumbuh positif sejalan kelonggaran situasi saat ini yang mendorong aktivitas masyarakat,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 8 Oktober 2020.

Onny pun memprediksi, perbaikan kinerja penjualan eceran akan berlanjut pada September 2020, ditopang oleh kelompok yang sama. Angkanya, diperkirakan sebesar minus 7,3% yoy, membaik dari Agustus 2020 yang sebesar minus 9,2% yoy.

Bahkan, lanjutnya, kelompok makanan, minuman dan tembakau tumbuh positif lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Adapun kelompok barang lain yang penjualannya tumbuh membaik, meliputi bahan bakar kendaraan bermotor dan barang lainnya, khususnya sub kelompok sandang, suku cadang, dan aksesoris.

Sementara itu, dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang (November 2020) juga diperkirakan menurun. Sebaliknya, tekanan inflasi pada enam bulan mendatang (Februari 2021) justru meningkat.

Indikasi penurunan harga pada November mendatang dapat dilihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang, yakni sebesar 132,5. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan IEH bulan sebelumnya sebesar 133,7.

Kemudian, IEH enam bulan yang akan datang sebesar 166,9, lebih tinggi dibandingkan dengan IEH bulan sebelumnya sebesar 157,7.

Onny menambahkan, sejumlah responden memperkirakan penurunan harga pada November 2020 didorong oleh distribusi barang yang semakin lancar, sedangkan kenaikan harga pada enam bulan mendatang didorong oleh hari besar keagamaan nasional. (SKO)