BI Perkirakan Penjualan Eceran April 2022 Meningkat
- Peningkatan penjualan eceran karena didorong oleh permintaan masyarakat sejalan dengan baiknya penanganan kasus COVID -19, dan persiapan bulan Ramadan.
Nasional
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada April 2022 meningkat yang terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2022 sebesar 219,3 atau tumbuh 6,8% month-to-month (mtm) dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,6% (mtm).
Berdasarkan keterangan BI pada Kamis, 12 Mei 2022, peningkatan terjadi pada sebagian besar kelompok. Terutama kelompok peralatan infomasi dan komunikasi, makanan, minuman, tembakau, dan sub kelompok sandang.
Tercatat pada periode Maret 2022 hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran meningkat. Tampak dari IPR Maret 2022 sebesar 205,3, atau tumbuh sebesar 2,6% (mtm), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat terkontraksi 4,5% (mtm).
Secara tahunan, kinerja penjualan eceran tercatat tetap tumbuh sebesar 9,3% (yoy), meskipun tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,9% (yoy).
- Gandeng 3 Perusahaan, Indosat Bangun Usaha Patungan Data Center Rp3,3 Triliun
- Ekspansif, Indeks Penjualan Eceran Riil Naik 2,6 Persen Secara Bulanan Pada Maret 2022
- Harga Emas Antam Merosot Rp6.000 Jelang Akhir Pekan
- Kurs Dolar Hari Ini: Rupiah Lesu ke Rp14.614 per USD, Sentimen Pengetatan Moneter AS Masih Tinggi
Adapun peningkatan penjualan eceran karena didorong oleh permintaan masyarakat sejalan dengan baiknya penanganan kasus COVID -19, dan persiapan bulan Ramadan.
Selanjutnya, penjualan eceran pada April 2022 diperkirakan mengalami kontraksi 0,5% year-on-year (yoy) karena perlambatan penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang, dan aksesori, serta kontraksi penjualan kelompok barang lain.
Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Juni dan September 2022 (3 dan 6 bulan yad) menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni tercatat 135,6, lebih rendah dibandingkan indeks bulan sebelumnya sebesar 141,3 sejalan dengan perkiraan kembali normalnya harga pasca Idulfitri.
Sementara itu, IEH September tercatat sebesar 129,8, lebih rendah dari pencapaian pada bulan sebelumnya sebesar 132,4 sejalan dengan pasokan yang memadai dan distribusi yang lancar.