BI Prediksi Inflasi Sebesar 0,04%
JAKARTA – Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu ketiga Oktober 2020, Bank Indonesia (BI) memperkirakan bakal terjadi inflasi sebesar 0,04% month-to-month (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2020 secara tahun kalender sebesar 0,93% year-to-date (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,41% year-on-year (yoy). “Penyumbang utama inflasi pada periode ini berasal dari komoditas cabai merah sebesar 0,08% […]
Industri
JAKARTA – Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu ketiga Oktober 2020, Bank Indonesia (BI) memperkirakan bakal terjadi inflasi sebesar 0,04% month-to-month (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2020 secara tahun kalender sebesar 0,93% year-to-date (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,41% year-on-year (yoy).
“Penyumbang utama inflasi pada periode ini berasal dari komoditas cabai merah sebesar 0,08% mtm,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia.com, Senin, 19 Oktober 2020.
Selain itu, penyumbang inflasi lainnya adalah bawang merah 0,02% (mtm), serta minyak goreng dan daging ayam ras masing-masing 0,01% (mtm).
Sebaliknya, komoditas yang menyumbang deflasi berasal dari telur ayam ras sebesar -0,05% (mtm), serta beras dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Ke depan, kata Perry, pihaknya akan terus memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
Capital Outflow
Adapun sejak awal tahun hingga saat ini, total modal asing yang keluar atau capital outflow dari pasar keuangan nasional mencapai Rp166,82 triliun.
Sementara itu, pada 12-15 Oktober 2020, investor asing menarik dana sebesar Rp97 miliar dari pasar saham. Sebaliknya, aliran modal asing yang masuk sebesar Rp4,87 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
“Dengan demikian, aliran modal asing yang masuk pada selama tiga hari dari 12 sampai 15 Oktober 2020 sebesar Rp4,77 triliun,” kata Perry.
Capital outflow tersebut terjadi pada imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun di level 6,72%. Sementara itu, yield surat utang Amerika Serikat (AS) atau US treasury note 10 tahun juga turun ke level 0,732%.
Kemudian, premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 96,26 basis poin (bps) per 15 Oktober 2020, dari 91,37 bps per 9 Oktober 2020.