BI Ramal Juni 2020 Bakal Deflasi 0,01%
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat potensi deflasi sebesar 0,01% secara bulanan pada Juni 2020. Hal ini disebabkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) yang lebih rendah dari inflasi 0,07% pada Mei 2020. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menyebutkan, deflasi disebabkan oleh penurunan beberapa komoditas pangan, tarif angkutan udara, dan harga emas. “Penyumbang utama […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat potensi deflasi sebesar 0,01% secara bulanan pada Juni 2020. Hal ini disebabkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) yang lebih rendah dari inflasi 0,07% pada Mei 2020.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menyebutkan, deflasi disebabkan oleh penurunan beberapa komoditas pangan, tarif angkutan udara, dan harga emas.
“Penyumbang utama deflasi berasal dari komoditas bawang putih yang minus 0,04%, sedangkan cabai merah, jeruk, dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar minus 0,03%,” sebutnya dalam siaran tertulis, Jumat, 26 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Untuk perhiasan emas, besarnya deflasi sama dengan komoditas cabai rawit dan gula pasir sebesar 0,02%. Sedangkan untuk komoditas minyak goreng, deflasi sebesar 0,01%.
Komoditas pangan yang harganya meningkat, lanjut Onny, meliputi daging ayam ras 0,13%, telur ayam ras 0,05%, dan tomat 0,01%. Secara year-on-year (yoy), inflasi ditargetkan sebesar 2%-4% pada 2020.
Menurut Onny, tingkat inflasi yang rendah dapat menjadi faktor penurunan tingkat suku bunga acuan (7DRRR). Namun, lanjutnya, BI belum tahu kapan penurunan suku bunga acuan dilakukan kembali.
Dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 17-18 Juni 2020, BI memutuskan untuk menurunkan BI 7-DRRR sebesar 25 bps ke posisi 4,25%.
Tidak hanya itu, BI juga menurunkan suku bunga lainnya masing-masing 25 basis poin yakni deposit facility menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,75% dan suku bunga lending facility menjadi 5% dari sebelumnya 5,25%.
Berdasarkan catatan BI, suku bunga acuan saat ini menjadi level terendah sepanjang sejarah sejak bank sentral mengubah penghitungan dari bulanan menjadi per pekan tepanya pada 19 Agustus 2016. BI Rate pada level 4,25% sempat terjadi pada September 2017 hingga Mei 2018. (SKO)