BI Rate Rendah Memantik Tren Penerbitan Surat Utang Korporasi untuk Refinancing
- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan sebanyak 29 emisi obligasi dan sukuk korporasi yang berada dalam pipeline yang akan diterbikan oleh 20 perusahaan.
Pasar Modal
JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan sebanyak 29 emisi obligasi dan sukuk korporasi yang berada dalam pipeline yang akan diterbikan oleh 20 perusahaan. Sebagian besar emiten menggunakan dana emisi untuk melakukan pembayaran utang alias refinancing.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna meyakini bahwa perusahaan telah mempertimbangkan secara matang dari berbagai aspek dalam menentukan penggunaan dana obligasi maupun sukuk.
Menurutnya, pemanfaatan momentum suku bunga Bang Indonesia atau BI Rate yang relatif rendah dan stabil sejak Februari 2021, yaitu 3,5% menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan refinancing.
- Bambang Brodjonegoro Duduki 6 Kursi Komisaris Usai Lengser dari Menteri
- Melonjak Lebih 4 Kali Lipat Lebih, Aneka Gas Industri Raih Laba Rp94,89 Miliar
- Habiskan Rp128,2 Miliar, Tiga Arena Tambahan untuk PON XX di Papua Selesai Dibangun
Selain itu, tren penerbitan surat utang sebagian besar menggunakan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Hal tersebut dilakukan karena skema ini relatif lebih cepat prosesnya dan menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menyelaraskan momentum di pasar modal.
“BEI senantiasa mendukung perusahaan-perusahaan yang akan melakukan pendanaan di pasar modal, termasuk melalui penerbitan obligasi dan sukuk,” ujarnya kepada wartawan, dikutip Senin, 30 Agustus 2021.
Bagi Nyoman, penerbitan obligasi dan sukuk menjadi salah satu alternatif bagi perusahaan yang ingin memperoleh pendanaan melalui pasar modal. Beberapa perusahaan juga telah menyesuaikan kebutuhan masing-masing perusahaan, termasuk penggunaan dananya.
Bursa memperkirakan pencatatan surat utang pada tahun ini berjumlah lebih dari 84 emisi yang diterbitkan oleh 58 perusahaan. Sepanjang 2021, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang berpotensi diterbitkan sekitar Rp82,9 triliun, termasuk obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di BEI.