BI Rate Turun, BRI Buka Peluang Turunkan Bunga Kredit
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyambut baik kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 3,75%. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan, dengan rendahnya suku bunga acuan, diharapkan berdampak cepat terhadap pemulihan ekonomi. “BRI menyambut baik kebijakan tersebut,” ungkapnya kepada TrenAsia.com, Selasa, 24 November 2020. Seperti diketahui, akhir pekan […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyambut baik kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 3,75%.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan, dengan rendahnya suku bunga acuan, diharapkan berdampak cepat terhadap pemulihan ekonomi.
“BRI menyambut baik kebijakan tersebut,” ungkapnya kepada TrenAsia.com, Selasa, 24 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Seperti diketahui, akhir pekan lalu BI resmi menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke level 3,75%. Suku bunga tersebut turun sebesar 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 4%. Begitu juga dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility, masing-masing juga turun 25 bps menjadi 3% dan 4,5%.
Aestika pun tak menampik, ke depan BRI tetap membuka peluang untuk menurunkan suku bunga kredit. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan besar penurunan biaya dana atas penghimpunan dana masyarakat. Selain itu, kondisi pasar juga menjadi faktor acuan.
Saat ini, meski suku bunga acuan BI kembali turun, memang bank tidak lantas menurunkan suku bunga kredit.
Adapun BRI memasang tingkat bunga kredit korporasi sebesar 9,95%. Untuk kredit ritel di kisaran 9,8% dan kredit mikro 16,75 %. Kemudian, tingkat bunga kredit konsumsi sebesar 9,9% untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan 12% untuk non-KPR.
Meskipun demikian, Aestika menyebut fokus perseroan saat ini bukan hanya penyaluran kredit. Menurutnya, hal terpenting adalah menumbuhkan demand dari masyarakat.
BRI, lanjutnya, tengah berupaya menyukseskan program stimulus yang digulirkan oleh pemerintah. Melalui dukungan penyaluran berbagai stimulus, ia yakin permintaan dari masyarakat akan muncul.
Dengan adanya permintaan tersebut, pihaknya optimistis dapat menjalankan bisnis lewat pemberian pinjaman kredit. Ia menyebutnya dengan istilah business follow stimulus.