<p>Proyek properti Beach Resort Bali milik PT Ciputra Development Tbk. / Ciputradevelopment.com</p>
Industri

BI Rate Turun, Pengembang Properti: Enggak Ngefek

  • JAKARTA – Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate (DRRR) menjadi 4,25% pada pekan lalu. Meski hal ini dianggap bisa menjadi sentimen positif untuk pengembang, namun sejumlah perusahaan properti mengaku pengaruhnya tidak terlalu besar. Direktur PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) Harun Hajadi mengatakan penurunan suku bunga acuan tidak […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate (DRRR) menjadi 4,25% pada pekan lalu. Meski hal ini dianggap bisa menjadi sentimen positif untuk pengembang, namun sejumlah perusahaan properti mengaku pengaruhnya tidak terlalu besar.

Direktur PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) Harun Hajadi mengatakan penurunan suku bunga acuan tidak memiliki pengaruh besar terhadap permintaan properti, apalagi saat ini tengah dihadapkan dengan krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19.

“Selama bank-bank masih banyak mengalami kecenderungan menaikkan non performing loan (NPL) atau kredit macet, alhasil pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) masih terbatas,” kata Harun kepada reporter TrenAsia.com di Jakarta, Rabu, 24 Juni 2020.

Dikatakan Harun, penurunan suku bunga acuan lebih tertuju kepada existing loans agar rasio gagal bayar tidak terlalu besar. Menurutnya, faktor yang mempengaruhi pembelian rumah sangat tergantung dari keadaan ekonomi secara menyeluruh.

Pandemi COVID-19 ini, kata Harun, membuat penjualan perusahaan bersandi saham CTRA itu turun hingga 30% sampai dengan Mei 2020 (year-on-year/YoY). Segmen perumahan menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan.

Kendati demikian, Harun menyebutkan segmen perumahan tak pernah kehilangan demand atau permintaan. Namun, selama pandemi ini perusahaan properti tersebut menunda peluncuran proyek barunya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) Tony Rudianto menyampaikan penurunan suku bunga acuan jika diiringi dengan penurunan suku bunga KPR akan memberikan dampak positif untuk industri properti.

“Sebab, kontribusi KPR terhadap penjualaan properti sangat besar sekitar 60% sampai dengan 70%,” ungkap Tony. Hal ini pun diakui oleh Ciputra, Harun menyebutkan sumbangan pendapatan dari penjualan properti melalui KPR berkontribusi sangat signifikan yaitu sebesar 63%.

Sementara itu, survei harga properti Residensial Bank Indonesia mengindikasikan kenaikan harga properti residensial di pasar primer yang melambat.

Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I-2020 sebesar 1,68% year-on-year (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan 1,77% yoy pada triwulan sebelumnya. Perlambatan IHPR diprakirakan akan berlanjut pada triwulan II-2020 dengan tumbuh sebesar 1,56% yoy.

Penjualan properti residensial pada kuartal I-2020 menurun signifikan. Hasil survei harga properti residensial mengindikasikan bahwa penjualan properti residensial mengalami penurunan yang cukup dalam sebesar 43,19% yoy, jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh terbatas sebesar 1,19% yoy. Penurunan penjualan properti residensial tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa dana internal perusahaan masih memiliki porsi terbesar dalam komposisi sumber pembiayaan utama proyek perumahan. Hal tersebut tercermin dari penggunaan dana internal developer yang dominan hingga mencapai 61,63%.

Sementara itu, mayoritas konsumen masih mengandalkan pembiayaan perbankan dalam membeli properti residensial. Persentase jumlah konsumen yang menggunakan fasilitas KPR dalam pembelian properti residensial adalah sebesar 74,73%. (SKO)