<p>Nasabah melakukan transaksi penarikan uang Rupiah di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

BI Senang Peringkat Utang RI Tetap Investment Grade Meski Terpukul Pandemi

  • Lembaga Pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mempertahankan peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia sebagai BBB+/outlook stabil (Investment Grade) pada 22 April 2021.

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Lembaga Pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mempertahankan peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia sebagai BBB+/outlook stabil (Investment Grade) pada 22 April 2021. 

Menanggapi keputusan tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan hal tersebut menunjukkan keyakinan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia di tengah pandemi COVID-19.

“Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik,” kata Perry melansir keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 23 April 2021.

Keputusan afirmasi rating tersebut menurut R&I didukung oleh tiga faktor utama. Pertama, ekonomi Indonesia diperkirakan kembali tumbuh ke level sebelum pandemi COVID-19 dalam satu hingga dua tahun ke depan.

Sementara, reformasi struktural yang ditempuh pemerintah diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi potensial dalam jangka menengah dan panjang.

Kedua, rasio utang pemerintah tetap rendah di tengah tekanan fiskal yang meningkat. Disiplin kebijakan fiskal yang ditempuh selama ini akan mendorong perbaikan keseimbangan fiskal dalam beberapa tahun ke depan.

Ketiga, resiliensi ekonomi terhadap guncangan sektor eksternal tetap terjaga didukung respons kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia serta cadangan devisa yang memadai.

Bank Indonesia memperkirakan ekonomi akan tumbuh 4,1%-5,1% pada 2021, setelah terkontraksi 2,1% pada 2020. Sementara, R&I memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh pada kisaran 5% dalam jangka menengah.

Di sisi eksternal, defisit transaksi berjalan pada 2020 menyempit menjadi 0,4% dari PDB dipengaruhi oleh pelemahan  permintaan domestik dan penurunan harga minyak.

Dalam beberapa tahun ke depan, R&I memperkirakan defisit transaksi berjalan  berkisar 1%-2% seiring dengan perbaikan permintaan domestik yang akan mendorong kenaikan impor.

R&I sebelumnya telah menaikkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB/outlook stabil menjadi BBB+/outlook stabil (Investment Grade) pada 17 Maret 2020.

Tahun lalu, lembaga pemeringkat Fitch Rating mempertahankan Sovereign Credit Rating  Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil.

Seperti diketahui, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2021 tercatat mencapai US$422,6 miliar. ULN ini tumbuh 4,0% year on year yoy dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya 2,7% yoy. (SKO)