<p>Karyawan menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Rabu (18/3) hingga pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah melemah 140 poin atau 0,93 persen ke posisi Rp15.223 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.</p>
Pasar Modal

BI Tahan Suku Bunga di 5,75 Persen, Nilai Kurs Rupiah Ditutup Menguat

  • Nilai kurs rupiah ditutup menguat 47 poin di posisi Rp15.159 per-dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 16 Februari 2023.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup menguat walaupun Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan sjku bunga acuan di level 5,75%. 

Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 16 Februari 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 47 poin di posisi Rp15.159 per-dolar Amerika Serikat (AS). 

Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 15 Februari 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 39 poin di level Rp15.206 per-dolar AS. 

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap di level Rp 5,75% pada Februari 2023. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, hal ini dilakukan karena sejalan dengan ekspektasi penurunan inflasi ke depan. Sementara itu, suku bunga Deposit Facility sebesar 5%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,5%. 

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 15-16 Februari 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%," ujar Perry dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 16 Februari 2023. 

Perry melanjutkan, Bank Indonesia meyakini bahwa BI7DRR sebesar 5,75% sanggup menjaga inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I-2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II-2023. 

Perry pun menyampaikan bahwa stabilitas rupiah diupayakan untuk tetap dijaga pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi operasi moneter valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai dengan mekanisme pasar. 

Sebelumnya, Analis PT Sinarmas Futures mengatakan bahwa belakangan ini, ekonomi Indonesia menorehkan kinerja yang cukup positif. 

Kinerja tersebut pun dikatakan Ariston dapat menahan pelemahan rupiah dalam beberapa waktu. 

"Data-data ekonomi Indonesia belakangan memang menunjukan kondisi ekonomi Indonesia yang masih cukup bagus, termasuk data neraca perdagangan yang masih tetap surplus," ujar Ariston kepada TrenAsia beberapa waktu lalu.