BI Taksir Harga Properti Residensial Belum akan Bangkit
JAKARTA – Kabar kurang mengenakkan membayangi bisnis sektor properti khususnya segmen residensial. Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan harga properti residensial bakal melanjutkan tren penurunan pada kuartal I-2021. Hal ini terindikasi dari prakiraan pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I-2021 di level 1,17% year on year (yoy). Lebih rendah dibandingkan dengan akhir tahun yakni […]
Industri
JAKARTA – Kabar kurang mengenakkan membayangi bisnis sektor properti khususnya segmen residensial. Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan harga properti residensial bakal melanjutkan tren penurunan pada kuartal I-2021.
Hal ini terindikasi dari prakiraan pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I-2021 di level 1,17% year on year (yoy). Lebih rendah dibandingkan dengan akhir tahun yakni 1,43% yoy.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Perlambatan pertumbuhan diprekdiksi terjadi untuk seluruh tipe rumah,” kata Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI dalam keterangan resmi, Selasa, 16 Februari 2021.
Adapun pertumbuhan harga rumah tipe kecil, menengah, dan besar masing-masing diperkirakan sebesar 1,56%, 1,20%, dan 0,75% secara tahunan.
Pada kuartal terakhir 2020, dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama bagi pengembang dalam pembangunan properti residensial.
Di mana rata-rata penggunaan dana internal pengembang untuk pembangunan properti residensial sebesar 65,46%. Sedangkan pinjaman perbankan sebesar 22,93%, dan pembayaran dari konsumen sebesar 8,37%.
Berdasarkan komposisi dana internal, porsi terbesar dari laba ditahan (48,04%) dan modal disetor (47,45%). Sementara itu, dari sisi konsimen, fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) tetap menjadi sumber pembiayaan utama dalam melakukan pembelian properti residensial.
Hasil survei mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen (75,31%) menggunakan fasilitas KPR untuk membeli properti residensial. Kemudian 17,85% dengan tunai bertahap dan 6,84% membeli secara tunai.